A. PENDAHULUAN
Dari berbagai segi mengartikan tentang pendidikan dengan berbagai gaya dari masing-masing tokoh-tokoh yang ada. Ada yang dari sisi gerakan intelektual, dari pendidikan tradisional sampai modern saat ini, ketika zaman jahiliyah, Belanda hingga kini, pendidikan tak kan pernah henti ataupun rapuh bahkan semakin membaik sejalan dengan kemajuan zaman. Akan tetapi, tidak berhenti pada itu saja kita harus bisa memkonstruksi mulai pada diri kita dengan kepribadian yang luhur berakhlak mulia, mempertebal keimanan kita maka itulah yang terbaik sebagai filterisasi dari kemajuan teknologi, karena bila pendidikan hari ini bisa dikatakan pendidikan yang mengacu terhadap modernisasi bagaimana menjadikan pendidikan yang modern diimbangi dengan religi yang tidak lepas dari koridor Islam.
Seperti tokoh yang satu ini, Zakiyah Daradjat, merupakan sosok tokoh, perempuan yang multidimensi, seorang pendidik dan psikolog yang sekaligus mubaligh. Pemikirannya sebagai tokoh pendidikan, Zakiyah Daradjatselalu tidak pernah melenceng dari koridor Islam. Dalam pemikiran psikologinya pun selalu mengaitkan nilai-nilai agama di dalam terapinya. Sebagai mubaligh dia termasuk yang rajin dalam menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat luas. Zakiyah Daradjatsepanjang karier akademik intelektualnya menekuni tentang psikologi konteks kajian keagamaan.
Di dalam kalangan pendidikan seperti mahasiswa maupun kalangan atas dia sangat dikenal sebagai tokoh pendidikan yang sangat penting untuk hadir sebagai problem solving dalam pendidikan yaitu pemikiran tentang pendidikan yang dituangkan dalam buku-bukunya yang selalu dijadikan sebagai referensi.
Zakiyah Daradjat dalam karya-karyanya banyak menulis tentang pendidikan agama dan ilmu jiwa sampai pada problematika remaja. Dalam kajian kali ini akan kita bahas sedikit banyak tentang Zakiyah Daradjat baik biografinya, gerakan sosial, ataupun bagaimana model atau corak beliau dalam pemikirannya khususnya dalam masalah pendidikan.
B. BIROGRAFI TOKOH PENDIDIKAN
1. Prof Dr. Zakiyah Daradjat
Zakiyah Daradjat dilahirkan pada tanggal 6 November 1929 di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Beliau berasal dari keluarga muslim yang taat. sang ayahanda bernama Haji Daradjat dan Ibunda Hajjah Rafi'ah. Sejak kecil Zakiyah Daradjat dididik dalam nuansa islami. Beliau menempuh pendidikan pertamanya di standar school Muhammadiyah, Bukit Tinggi tahun 1944 dan Kuliyatul Mubalighat, Padangpanjang tahun 1947. Oleh karenanya, dasar-dasar yang diperoleh di Kuliyatul Muballighat ini terus mendorongnya untuk berperan sebagai mubaligh sampai sekarang.[1]
Pada tahun 1951, beliau tamat dari SMA kemudian beliau mencoba hijrah kola pelajar Jogjakarta untak melanjutkan studinya dan mendaftar dua perguruan tinggi dan fakultas yang berbeda. Yaitu fakultas tarbiyah di PTAIN yang sekarang bernama IAIN Sunan Kalijogo, dan Fakultas Hukum di Universitas Islam Indonesia (FRUII) dan diterima semuanya, akan tetapi beliau lebih memilih untuk mengambil satu fakultas saja, akhirnya beliau mengambil fakultas tarbiyah, ini juga atas saran dari orang tua dan guru SWAnya. Di IAIN Sunan Kalijogo beliau mencapai tingkat Doktoral satu (BA). Kemudian beliau mendapat tawaran dari depag untuk melanjutkan di Kairo Mesir.
Pada tahun 1956, Zakyah Daradjat menerima tawaran dari depag yaitu untuk melanjutkan studinya di Mesir, dan beliau diterima di Fakultas Pendidikan Eins Sham, Kairo Mesir program S2. Di Fakultas tersebut beliau mengambil tesis mengangkat tentang problema, remaja di Indonesia pada tahun 1959 dengan spesialisasi mental —Hygien, dan berhasil meraih gelar MA. Setelah meraih gelar MA, beliau langsung menempuh S3 di Universitas yang sama, dengan mengajukan disertasinya mengenai psikoterapi model non directive dengan fokus psikotempi bagi anak-anak bermasalah dan dari pihak Universitas menyetujuinya untuk melanjutkanya pada tahun 1964 dengan disertasinya tentang perawatan jiwa anak. Beliau meraih gelar Doktor dalam bidang Kesehatan Mental dari Universitas Eins Sham, Kairo Mesir.[2]
2. Aktifitas Zakiyah Daradjat dalam Lembaga/ Organisasi
Tahun 1970 : Salah satu pendiri dan ketua Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa Universitas Islam Jakarta
Tahun 1970-1974 : Ambalan Nasional Kwartir Pramuka
Tahun 1975 : Anggota Pacific Science Assosiasion
Oktober 197-Mei 1969 : Anggota Komisi Pembahaman Pendidikan Nasional
Tahun1981-1983 : Anggota Dewan Siaran Nasional
Tahun 1983-sekarang : Pendiri dan Ketua Pendidikan Islam Ruhama Jakarta
Tahun 1990 – sekarang : Kuliyah Subuh RRI
Tahun 1969 – sekarang : Pembicara dalam mimbar Agama Islam di TVRI[3]
3. Karya-karya atau karangan-karangan Dr. Zakiyah Daradjat, antara lain :
a. Perawatan jiwa untuk anak-anak
b. Ilmu jiwa agama
c. Membina nilai-nilai moral di Indonesia
d. Pendidikan agama dalam pembinaan mental
e. Ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarga
f. Menghadaoi Masa Menopause (Mendekati Usia Tua)
g. Problema Remaja di Indonesia
h. Kesehatan Mental dalam Al-Qur'an
i. Pendidikan akhlak dalam Al-Qur'an
C. KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT ZAKIAH DARADJAT
1. Pengertian PAI Menurut Zakiyah Daradjat
Kata “pendidikan” berasal dari bahasa arab yaitu “tarbiyah“. Istilah tarbiyah berasal dari tga kata, yaitu :
a. Dari kata “roba yarbu” berarti “bertambah atau tubuh”
b. Dari kata “robiyah yarba” bararti tumbuh dan berkembang”
c. Dari kata “ robba yarubu “ berarti “ memperbaiki, menguasai, dan memimpin, menjaga dan memelihara.
Kata pendidikan yang umum digunakan, dalam bahasa arab adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arab adalah “ ta’lim” dengan kata kerja “allama”. Sehingga pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arab “tarbiyah wa’ta’lim” sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa arab “tarbiyah islamiyah”.
Kata kerja rabba yang berarti sifat-sifat tuhan yaitu mendidik, mengasuh maupun memelihara. Sedangkan kata ta’lim hanya sekedar mengandung hanya memberi tahu atau memberi pengetahuan. Oleh karena itu, lebih sering menggunakan kata “rabba”, dengan terkandung arti pembinaan, pemimpin dan lain-lain.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang akhlaq mulia serta membentuk dan mengarahkan kepribadian baik dan benar disamping itu, Pendidikan Agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih amaliyah di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai amaliyah islamiyah dalam pribadi manusia baru dapat efektif bila dilakukan melalui proses pendidikan yang berjalan di atas kaidah agama Islam.
Pendidikan Agama Islam menurut zakiyah Darajat adalah usaha yang ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud melalui amal perbuatan dan Pendidikan Agama Islam tidak hanya bersifat teoritis juga termasuk praktis.[5]
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiyah Darajat
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi seluruh aspek kemanusiaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam ukuan kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
b. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka tujuan, akhimya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Pendidikan Islam berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.[6] Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? wur ¨ûèòqèÿsC wÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÉËÈ
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (menurut ajaran Islam)”.(QS. Ali Imron: 102)
Dalam dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses pendidikan itu yang dapat diangap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati akan menghadap tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anal didik diberi sejumlah pengalaan tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikuu pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa sudah keihatan meskipun dalam ukuran sederhana. Sekurang-kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.
d. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan yang praktis yang akan dicapai dengan jumah kegiatan penduduk tertentu. Daam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Dalam operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih dintonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian.[7]
Untuk mewujudkan pendidikan di atas, enurut Zakiyah Daradjat maka melalui pendidikan keluarga, Pendidikan Sekolah dan Pendidikan dalam masyarakat terutama pendidikan agama daam pembinaan menta seseorang untuk menjadi insan kamil.
1) Pendidikan Keluarga
Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga, mengingat pentingnya hidup keluarga yang demikian, maka Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu. Yakni sebagai lembaga hidup manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup ceaka atau bahagia dunia dan akhirat.[8]
2) Pendidikan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya, sekolah bukanlah sekedar tempat untuk menuangkan ilmu pengetahuan ke otak murid, tetapi sekolah juga harus mendidik dan membina kepribadian si anak dalam menyelesaikan dan menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidup.[9]
Hendaknya setiap pendidikan menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya, karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya,[10]
3) Pendidikan Masyarakat
Sebelum menghadap pendidikan anak-anak makak masyarakat yang telah rusak moranya itu perlu diperbaiki, mulai dari diri, keluarga, dan orang-orang dekat yang kepada kita. Karena kerusakan masyarakat sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak.[11]
3. Materi kurikulum dan metode Pendidikan Agama Islam menurut Zakiyah Daradjat
a. Materi Pendidikan Agama Islam
1) Iman
Berarti percaya atau yakin, yaitu menyakini sepenuh hati dengan tidak ada keraguan barang sedikitpun dan pengakuan itu mengendalikan jiwa.[12]
a) Iman kepada Allah swt
b) Iman kepada malaikat-malaikat Allah
c) Iman kepada kitab-kitab Allah
d) Iman kepada rasul-rasul Allah
e) Iman kepada kiamat
f) Iman kepada Qodo dan Qodar
2) Islam
Berarti patuh, atau menyerah, yaitu menyerahkan diri kepada Allah Swt dengan perasaan tunduk dan menghambakan diri serta jiwa dengan mengerjakan segala perintah- Nya dan menjauhi larangan- Nya.[13]
a) Syahadat
b) Sholat
c) Puasa
d) Zakat
e) Haji
3) Ihsan
Berarti berbuat baik dengan perilaku sebagai berikut :
a) Tidak berlaku jahat
b) Mengajarkan kebaikan kepada seseorang seperti berbakti
c) Membuat sesuatu secara baik
d) Mengetahui sesuatu dengan sempurna
b. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1) Prinsip pengembangan kurikulum
a) Relevansi
Bahwa kurikulum memiliki relevansi diantara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi) dan relevansi tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik, kebutuhan masyarakat.
b) Fleksibiitas
menghasilkan hasil yang dicapai memiliki sifat fleksibel dalam pelaksanaannya, kemungkinan penysuaian situasi dan kondisi peserta didik.
c) Kesinambungan
kesinambungan hasil yang dicapai memiliki sifat fleksibel dalam pelaksanaanya, kemungkinan penyesuaian situasi dan kondisi peserta didik.
d) Efisien
mengusahakan pengembangan kurikulum mendayagunakan waktu, biaya dan sumber yang ada secara seoptimal mungkin.
e) Efektifitas
mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan yang ingn dicapai.[15]
2) Fungsi Kurikulum Pendidikan dalam Tiga Sudut
a) Bagi Sekolah yang Bersangkutan
kurikulum tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan dalam perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan proses belajar siswa. proses yang dipilih bergantung pada apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran.
b) Bagi Sekolah Tingkatan atasnya
kurikulum dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. dengan menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan sehingga mempersiapkan generasi peserta didik untuk jenjang pendidikan diatasnya dengan materi pelajaran yang telah dibekali.
c) Bagi Masyarakat / lulusan Sekolah Tersebut
kurikulum mengharapkan muncul generasi muda yang bermutu sehingga dapat membangun masyarakatnya ke arah lebih baik.[16]
c. Metode Pendidikan Agama Islam
1) Melalui Teladan
keteladanan merupakan metode yang berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk moral peserta didik. agar peserta didik memiliki akhlak mulia, menjalankan perintah-Nya dan menjatuhi larangan-Nya.
2) Melalui Nasehat
nasehat dapat mempengaruhi jiwa secara langsung melalui perasaan sehingga terjadi dorongan yang terus menerus yang nantinya dapat membina mental dan rohani peserta didik dengan berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
3) Melalui Hukuman
hukuman ditujukan agar peserta didik mampu dalam menerima kepribadiannya dan mengetahuinya, sehingga ia akan tahu mana yang salah dan buruk. hukuman tidak berlaku secara kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang akan membuat peserta didik mengerti dan tidak membahayakan peserta didik tersebut.
D. ANALISIS
1) Relevansi Pendidikan Zakiah Daradjat tentang Pendidikan dewasa ini
Zakiyah Daradjat adalah seorang ahli kejiwaan yang sudah mengadakan penelitian yang berhasil dalam thesisnya tentang problema remaja. Di samping ahli jiwa dia juga menelorkan ide pemikiran tentang “Pendidikan Agama” dan pendidikan dikaitkan kesehatan mental.
Untuk mencapai pendidikan agama dalam pembentukan mental diperlukan pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga akan tercapai tujuan pendidikan.
Melalui tiga pendidikan tersebut anak akan lebih mudah dalam menerima pendidikan sesuai dengan taraf kemampuannya, dengan pendidikan menjadi tenang dan tentram, sebab ajaran agama mendukung perintah dan larangan yang harus dijalankan dan dijauhi.
Karena pendidikan dimulai dari rumah tangga, dilanjutkan di sekolah dan sekaligus dalam masyarakat. Pembangunan mental, mulai sejak anak lahir, dimana semua pengalaman yang dilaluinya mulai dari lahir sampai mencapai dewasa (21 th), menjadi bahan dalam pembinaan mentalnya, maka syarat-syarat yang diperlukan, dalam pendidikan baikdirumah, sekolah maupun masyarakat ialah kebutuhan-kebutuhan pokoknya harus terjamin, baik kebutuhan-kebutuhan jasmani, maupun kebutuhan phychis dan sosial.
Syariat islam tidak untuk dihayati dan diamalkan seseorang dan bukan hanya sekedar diajakan saja tetapi di ajarkan melalui proses pendidikan, pendidikan islam jika dilihat lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan diwujudkan dalam amal perbuatan untuk diri sendiri maupun orang lain akan tetapi dari sisi lain bahwasanya pendidikan Islam tidak saja bersifat teoritis tetapi praktis. Pendididkan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat, dikatakan sepeti itu karena dalam hal ini membentuk peribadian muslim dengan iman dna amal.
Pendidikan menurut Zakiyah Daradjat merupakan hal penting karena belajar didalam bidang kejiwaan pendidikan keislaman itu hukumnya adalah wajib. dalam hal ini beliau melalui penetapan di bidang pendidikan maupun di bidang kejiwaan. beliau berusaha mengembangkan serta mengamati brebagai konflik yang terjadi di dunia pendidikan dari kalangan anak-anak dan remaja yang sedang brekembang pada saat ini.
2) Kritik Atas Pendidikan Menurut Zakiyah Daradjat
Sebagai tokoh pendidikan islam zakiyah darajat sangat jeli dalam mengembangkan kemampuan melakukan pengamatan secara bertahap dan menyeluruh. Beliau berinteraksi dalam bidang kejiwaan maupun bidang pendidikan, agar supaya anak–anak dan remaja tersebut mulai mengenal duniannya sendiri maupun dunia luar.
Dewasa ini, banyak terjadi penyimpangan tehadap kesehatan mental anak maupun remaja. Sekaligus para pendidik yang juga harus di jaga esehatan mentalnya agar dapat membina serta memberi contoh yang baik untuk peserta didik.
Menurut kami, konsep pendidikan zakiyah darajat tidak hanya dilakukan pada anak atau renaja (peserta didik khususnya) melainkan juga bagi pendidik, karena pendidik merupakan orang pertama setelah orang tua mempengaruhi pembinaan kepribadian peserta didik. Sehingga menghasilkan ahklak pendidik yang baik begitupun untuk peserta didik selanjutnya.
E. PENUTUP
Prof. Dr. Zakiyah Daradjat merupakan tokoh yang multidimennsi dengan intelektual profesinya beliau mampu menghadapi tantangan zaman dalam sejarah biografinya bisa kita baca bahwa beliau merupakan tokoh pendidikan muslim yang pasti dinantikan banyak kalangan umat. Dari latar belakang keluarga muslim yang taat dari kecil sudah dibumbui ajaran-ajaran Islam setelah beranjak dewasa sekolah mendapat point baik sehingga mampu masuk perguruan tinggi yang baik.
Bisa dilihat kembali bahwa Zakiyah Daradjat mencoba mengaplikasikan pendidikan dengan gaya yang sedikit agak berbeda, dia mencoba menarik akar pendidikan dimulai dari psikologinya, yaitu dari moral dan tingkah laku baik anak-anak bahkan remaja. Dalam hal ini beliau melalui penetapan dalam bidang pendidikan. maupun bidang kejiwaan, beliau berusaha mengembangkan serta mengamati berbagai konflik yang terjadidi dunia pendidikan dari kalangan anak-anak remaja yang berkembang pada saat ini.
Prof. Dr. Sakiyah Daradjat dalam gerakannya juga mencoba mengamban amanah yang telah dibawa oleh Nabi Muhamad Saw. Pendidikan Islam ini berlangsung selam ahidup maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah breakhir pula. Tujuan akhir ini berlaku untuk selama hidup untuk memelihara memupuk mengembankan, memelihara, dan mempertahankan tujuan pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
As-Shidieqi, Muhammad Hasbi. 1982. Hakikat Islam dan Unsur-unsur Agama. Kudus: Menara.
Daradjat, Dr. Zakiyah, Prof. Dr. ,t.t.Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gaung Agung
________. 1975. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
________. 1999. Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. ogos Wacana Ilmu.
________ . 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Sholehuddin, M. Sugeng. 2008. Teori dan Metode Kepeimpinan dalam Pendidikan. Pekalongan: STAIN Press.
Sukmadinata, Nana Sudjana. 2004. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[1] Zakyah Daradjat, Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. ogos Wacana Ilmu, 1999), h. 4-6
[2] http://BundoKandung.worpress.com/208/04/18/zakiyah-daradjat
[3] http://www.pdat.co.id/ads/html/2/gds.20030619-51.21html.
[4] M. Sugeng Sholehuddin, Teori dan Metode Kepeimpinan dalam Pendidikan, (pekalongan: STAIN Press, 2008), h. 335.
[5] H.M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 13.
[6] Zakiyah Dardjat, dkk, Ibid., h. 29.
[7] Ibid., h. 33.
[8] Ibid., h. 38.
[9] Dr. Zakiyah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Gaung Agung, t.t), h. 71.
[10] Prof. Dr. Zakyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 61.
[11] Zakyah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975, h. 100.
[12] Muhammad Hasbi As-Shidieqi, Hakikat Islam dan Unsur-unsur Agama, (Kudus: Menara, 1982), h.55.
[13] Muhammad Hasbi As-Shidieqi, Ibid., h.56.
[14] Muhammad Hasbi As-Shidieqi, Ibid., h. 56
[15] Nana Sudjana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 150-151.
[16] Ibid., h. 58.
EmoticonEmoticon