December 19, 2022

Dunia Pendidikan Yang Miskin

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

eaching is the one profession that creates all other professions Dunia Pendidikan Yang MiskinTeaching is the one profession that creates all other professions, atau Menjadi pendidik, [atau guru, baik formal atau non-formal] adalah satu-satunya profesi yang menciptakan segala macam jenis profesi lainnya, atau Holan jadi guru ma boi manciptahon akka parkarejo di berbagai bidang.

Sekarang sudah tahun 2013 untuk kalender masehi, tetapi dunia pendidikan masih belum menjadi sesuatu yang menjanjikan. Selama ribuan tahun tidak ada manusia di bumi ini yang menjalani bisnis di dunia pendidikan dan menjadikannya seorang milyader.

Apa arti semua ini?
Apakah dunia pendidikan itu bukan sebuah bisnis?

Saya pernah membaca sebuah buku bisnis, untuk memulai usaha atau bisnis, pikirkan sesuatu yang dibutuhkan oleh orang banyak dan setiap orang perlu itu. Nah... salah satu yang dibutuhan semua orang adalah pendidikan. Tetapi untuk sampai sekarang yang saya baca di kompas.com tidak ada 10 orang terkaya di dunia versi majalah forbes yang bergerak di dunia pendidikan. Diikuti dengan 25 orang terkaya di negara kita ini masih versi majalah forbes tidak ada juga yang bergerak di dunia pendidikan. Ternyata dunia pendidikan itu masih kalah dari bidang lain yang diciptakannya. 'Dunia pendidikan yang miskin' cocokkah judul tulisan ini Anda yang menilai.

Berikut daftar 10 orang terkaya di dunia versi majalah forbes.

1. Carlos Slim Helu dan keluarga
Lahir 28 Januari 1940, Carlos adalah seorang pengusaha dan filantropis. Ia adalah pemimpin utama dan CEO perusahaan telekomunikasi Teléfonos de México dan América Movil. Tahun ini adalah tahun ketiganya menjadi orang terkaya di dunia versi Forbes. Tahun 2011 lalu kekayaannya mencapai 74 miliar dollar AS. Lantas turun menjadi 69 miliar dollar AS. Di tahun ini, kekayaannya melonjak kembali hingga 73 triliun dollar AS.

2. Bill Gates
Lahir di Seattle, Washington, 28 Oktober 1955, Gates adalah seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis, serta mantan CEO asal Amerika Serikat yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft. Sejak 1995 hingga 2009 [kecuali tahun 2008 karena posisinya merosot ke posisi tiga], Gates selalu menempati posisi puncak orang terkaya di dunia. Tahun ini kekayaannya mencapai 67 miliar dollar AS, naik dari dua tahun lalu, yaitu 56 miliar dollar AS dan 61 miliar dollar AS.

3. Amancia Ortega
Lahir pada 28 Maret 1936, Ortega adalah CEO dari perusahan Inditex. Majalah Forbes sendiri menetapkan Amancio Ortega sebagai orang terkaya di Spanyol, dan terkaya kedua di Benua Biru "Eropa". Pemilik merek Zara ini tahun lalu menempati posisi lima orang terkaya di dunia dengan kekayaan 37,5 miliar dollar AS. Tahun ini kekayaannya naik menjadi 57 miliar dollar AS.

4.Warren Buffet
Lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930, Buffet adalah seorang investor dan pengusaha Amerika Serikat. Posisinya di tahun ini turun satu peringkat dibanding tahun lalu dengan kekayaan mencapai 50 miliar dollar AS. Tahun ini, kekayaannya naik menjadi 53,5 miliar dollar AS.

5. Larry Ellison
Lahir di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 17 Agustus 1944, Ellison adalah salah satu pendiri dan CEO dari perusahaan perangkat lunak database Oracle Corporation. Posisinya di tahun ini naik satu peringkat dibanding tahun lalu dengan kekayaan sebesar 39,5 miliar dollar AS. Di tahun ini kekayaannya naik sebesar 43 miliar dollar AS.

6. Charles Koch
Lahir 1 November 1935, Koch adalah pengusaha Amerika dan filantropis yang di tahun lalu masih menempati posisi ke-18 daftar orang terkaya versi Forbes dengan kekayaan 25 miliar dollar AS. Tahun ini langsung menempati posisi enam dengan kekayaan 34 miliar dollar AS.

7. David Koch
Lahir 3 Mei 1940, David adalah adik dari Chares Koch yang merupakan pebisnis, filantropi, dan aktivis politik. Kakak beradik ini memiliki usaha Koch Industries. Kekayaannya di tahun lalu mencapai 31 miliar dollar AS dan di tahun ini melonjak menjadi 34 miliar dollar AS. Dia sebelumnya belum pernah masuk dalam daftar Forbes.

8. Li Ka Shing
Lahir 13 Juni 1928, Shing adalah seorang pengusaha Hongkong. Dia merupakan orang terkaya di Hongkong dan Asia Timur. Menurut Majalah Forbes, dia juga orang keturunan China terkaya di dunia. Tahun ini kekayaannya mencapai 31 miliar dollar AS, naik satu peringkat dibanding tahun lalu.

9. Liliane Bettencourt
Lahir 21 Oktober 1922, Liliane adalah orang terkaya di Perancis dan salah satu orang terkaya dunia menurut Forbes. Dia merupakan anak satu-satunya dari Eugène Schueller, pendiri L'Oréal, perusahaan pemimpin dalam kosmetik dan kecantikan. Tahun ini menjadi kenangan pertamanya masuk dalam daftar 10 orang terkaya di dunia versi Forbes dengan kekayaan 30 miliar dollar AS.

10. Bernard Arnault
Dia merupakan CEO dari perusahan terbesar yang memproduksi barang-barang mewah, yaitu LVMH. Pria yang lahir pada 5 Maret 1949 ini kekayaannya merosot dari posisi empat di tahun lalu menjadi posisi 10 di tahun ini dengan kekayaan dari 41 miliar dollar AS menjadi 29 miliar dollar AS.
Sedangkan daftar 25 orang terkaya di Indonesia versi majalah forbes.
  1. [131] R Budi Hartono masih memuncaki orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan mencapai 8,5 miliar dollar AS dengan sumber kekayaan dari perbankan dan tembakau. Pemilik BCA dan Djarum ini berada di urutan 131 orang terkaya di dunia versi Forbes, naik dibanding tahun lalu yang berada di posisi 146 dengan kekayaan 6,5 miliar dollar AS.
  2. [138] Michael Hartono dengan 8,2 miliar dollar AS di urutan 138 orang terkaya di dunia. Tahun lalu, ia juga berada di urutan 138 orang terkaya di dunia dengan kekayaan 6,3 miliar dollar AS.
  3. [395] Sri Pakash Lohia, Dia menjalankan Indorama Venture dan menjadi pemasok terbesar resin Polyethylene terephthalate [PET] di dunia. Kekayaannya mencapai 3,4 miliar dollar AS. Tahun lalu, dia baru masuk ke posisi 634 dengan kekayaan 2 miliar dollar AS.
  4. [395] Chairul Tanjung, Pengusaha media yang sukses melalui CT Corporation ini memiliki kekayaan 3,4 miliar dollar AS. Sebelumnya, CT juga berada di urutan 634 di daftar orang terkaya versi Forbes di 2012.
  5. [503] Sukanto Tanoto, Pemilik Royal Golden Eagle [RGE] ini memiliki perusahaan kelapa sawit Asian Agri dengan kekayaan 2,8 miliar dollar AS. Tahun lalu, ia masih berada di urutan 418 dengan kekayaan yang jumlahnya sama.
  6. [589] Peter Sondakh, Ia sukses melalui Rajawali Group dengan kekayaan mencapai 2,5 miliar dollar AS. Sebelumnya, di tahun lalu, ia berada di urutan 464 dengan kekayaan 2,6 miliar dollar AS.
  7. [736] Martua Sitorus, Martua adalah salah satu pendiri dan CEO Wilmar International, perusahaan perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah [CPO] terbesar di dunia dan produsen gula terbesar kedelapan. Kekayaannya mencapai 2 miliar dollar AS. Sebelumnya, ia ada di posisi 377 dengan kekayaan 3 miliar dollar AS.
  8. [736] Tahir, Pemilik Bank Mayapada dan memiliki sejumlah realestate dan hotel di Jakarta, Bali, dan Batam serta menara di Singapura. Kekayaannya mencapai 2 miliar dollar AS.
  9. [882] Low Tuck Kwong, Ia adalah pemilik perusahaan batubara Bayan Resources dengan kekayaan 1,9 miliar dollar AS. Tahun lalu, Low menempati urutan 304 dengan daftar kekayaan 3,6 miliar dollar AS. Kekayaannya menurun karena harga batubara merosot di tahun lalu dan tahun ini.
  10. [882] Theodore Rachmart, Pemilik usaha CPO, Triputra Agro Persada, dan turut berinvestasi di Adaro Energy dengan kekayaan 1,7 miliar dollar AS.
  11. [882] Hary Tanoesoedibjo, CEO MNC dengan kekayaan 1,7 miliar dollar AS.
  12. [931] Keluarga Achmad Hamami [1,6 miliar dollar AS] Peralatan berat
  13. [931] Murdaya Poo [1,6 miliar dollar AS] Berbagai sumber
  14. [931] Djoko Susanto [1,6 miliar dollar AS] Ritel Alfamart
  15. [974] Keluarga Ciputra [1,5 miliar dollar AS] Realestate
  16. [1.107] Edwin Soeryadjaya [1,3 miliar dollar AS] Batubara
  17. [1.175] Kiki Barki [1,2 miliar dollar AS] Batubara
  18. [1.175] Sjamsul Nursalim [1,2 miliar dollar AS] Ban
  19. [1.250] Garibaldi Thohir [1,15 miliar dollar AS] Batubara
  20. [1.268] Lim Hariyanto Wijaya Sarwono [1,1 miliar dollar AS] CPO
  21. [1.268] Benny Subianto [1,1 miliar dollar AS] Batubara
  22. [1.342] Soegiarto Adikoesoemo [1 miliar dollar AS] Kimia
  23. [1.342] Santosa Handojo [1 miliar dollar AS] Peternakan
  24. [1.342] Harjo Sutanto [1 miliar dollar AS] Produk konsumer
  25. [1.342] Alexander Tedja [1 miliar dollar AS] Realestate

Mari kita tunggu dan lihat orang-orang yang mampu menjadi milyader karena mengelola dunia pendidikan.

Bagaiamana kisah sukses dan bagaimana tetap mulianya hati Cristiano Ronaldo meskipun sudah sukses bisa kita jadikan pelajaran yang berharga, mari kita simak;
eaching is the one profession that creates all other professions Dunia Pendidikan Yang Miskin


Sumber https://www.defantri.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

December 13, 2022

Tips Memilih Kampus Atau Universitas

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

update tulisan tetapi jadi tampil di new post Tips Memilih Kampus Atau UniversitasRencana mau meng-update tulisan tetapi jadi tampil di new post, ya uda gapapa dech lagian info ini mungkin perlu untuk pembaca yang lagi cari kampus. Kamu mungkin lagi bingung menentukan perguruan tinggi untuk melanjutkan studi, jik tidak syukur dech.

Di Indonesia, perguruan tinggi negeri memang masih menjadi pilihan utama, tapi bukan berarti perguruan tinggi swasta kalah berkualitas. Jadi kalau pilihan utama kamu masuk perguruan tinggi negeri sudah tidak tercapai berikut beberapa hal yang harus kamu perhatikan saat menentukan perguruan tinggi swasta.

1.BIAYA

Saat memilih perguruan tinggi, kamu harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan orang tua. Saat memasuki dunia kampus, berbagai jenis biaya harus dipenuhi. Mulai dari biaya gedung, biaya semester, biaya ujian dan lain sebagainya. Belum lagi kebutuhan mendadak seperti biaya fotocopy, beli buku dan lain sebagainya. Kamu juga harus mempertimbangkan biaya tranportasi ke kampus. Ditambah kalau kamu harus kost karena jarak yang terlalu jauh. Diskusikan masalah biaya dengan baik bersama orang tua agar kuliah kamu nantinya berjalan lancar.

2.REPUTASI

Sebelum memutuskan untuk mendaftar ke sebuah perguran tinggi, sebaiknya kamu cari informasi mengenai reputasi perguruan tinggi tersebut. Tanyakan informasi mengenai fasilitas yang ada, kualitas lulusan dan dosen, serta status akreditasi. Ingat, gedung yang mewah dan fasilitas kelas ber-AC tidak menjamin suatu perguruan tinggi punya reputasi yang baik.

3.AKTIVITAS/ KEGIATAN MAHASISWA

Informasi yang satu ini sering terlupakan dan cenderung diabaikan oleh banyak orang. Namun, kegiatan mahasiswa di sebuah perguruan tinggi dapat membantu kamu di masa depan. Kuliah bukan sekedar mencari ilmu, tapi kamu juga harus mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja. Dengan aktif di kegiatan mahasiswa, kamu akan belajar cara bernegoisasi dan bekerja sama dengan banyak orang. Hal ini akan menjadi poin lebih buat kamu saat masuk dunia kerja, apalagi kalau kamu berprestasi dalam kegiatan tersebut.

Apa yang kita lakukan hari ini adalah Membangun Masa Depan;
update tulisan tetapi jadi tampil di new post Tips Memilih Kampus Atau Universitas


Sumber https://www.defantri.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Berikut Karakteristik Peserta Didik Yang Perlu Dipahami Oleh Guru

Berikut Karakteristik Peserta Didik Yang Perlu Dipahami Oleh Guru

BlogPendidikan.net
- Guru merupakan pemegang peran yang amat sentral dalam proses pendidikan. Upaya meningkatkan profesionalisme para pendidik adalah. 
Guru harus mendapatkan program-program pelatihan secara tersistem agar tetap memiliki profesionalisme yang tinggi dan siap melakukan adopsi inovasi. 

Guru juga harus mendapatkan penghargaan dan kesejahteraan yang layak atas pengabdian dan jasanya, sehingga setiap inovasi dan pembaruan dalam bidang pendidikan dapat diterima dan dijalaninya dengan baik

Untuk mengenal dan memahami peserta didik, guru hendaknya dibekali dengan Ilmu Psikologi Pendidikan, Ilmu Psikologi belajar dan Ilmu Psikologi Perkembangan serta ilmu kesulitan anak dalam belajar.
Ilmu tersebut terdapat konsep-konsep dasar tentang perkembangan kejiwaan peserta didik yang sangat membantu guru dalam mendampingi mereka. Disiplin ilmu ini sudah mulai dilupakan atau kurang diperhatikan guru sehingga kesulitan demi kesulitan dialami guru ketika berhadapan dengan peserta didik. 

Banyak masalah yang dihadapai peserta didik yang tidak terlalu berat tetapi karena kurang tepatnya pendekatan dan terapi yang digunakan guru dalam menyelesaikan masalah itu. Hal ini tidak menghasilkan penyelesaian

secara tuntas dan masalah itu tetap menyelimuti peserta didik yang memberatkan langkahnya dalam meraih cita-cita.

Dalam menjalankan tugas, seorang guru dapat berperan sebagai Psikolog, yang dapat mendidik dan membimbing peserta didiknya dengan benar, memotivasi dan memberi sugesti yang tepat, serta memberikan solusi yang tuntas dalam menyelesaikan masalah anak didik dengan memperhatikan karakter dan kejiwaan peserta didiknya, guru berperan sebagai Tut Wuri Handayani yang memberikan arahan bagi anak didiknya dan mendorong mereka untuk lebih maju kedepan.
Guru juga hendaknya mampu berperan sebagai seorang dokter yang memberikan terapi dan obat pada pasiennya sesuai dengan diagnosanya. Salah diagnosa maka salah juga terapi dan obat yang diberikan sehingga penyakitnya bukannya sembuh tetapi sebaliknya semakin parah. Demikian pula dengan anak didik,

Berikut beberapa karakteristik peserta didik yang perlu dipahami oleh guru/pendidik terutama dalam melaksanakan proses pembelajaran, karakteristik tersebut antara lain:

1. Peserta didik adalah subjek

Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki pribadi sendiri atau konsep diri sendiri. Mereka memiliki kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai kedewasaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika anak didik sebagai “objek”, maksudnya sebagai sasaran yang dapat diperlakukan dan dibentuk dengan semena-mena oleh pendidiknya.

2. Peserta didik adalah makhluk yang sedang berkembang

Anak didik adalah makhluk yang sedang berkembang. Setiap anak didik memiliki perkembangan yang berbeda-beda, dalam setiap proses perkembangan tersebut terdapat tahapan-tahapannya. Oleh karena itu setiap anak didik yang berada dalam tahap perkembangan tertentu menuntut perlakuan tertentu pula dari orang dewasa terhadapnya.
3. Peserta didik hidup dalam dunia sendiri

Setiap peserta didik hidup dalam kehidupannya sesuai tahap perkembangannya, jenis kelaminnya, dan lain-lain. Peserta didik harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda dengan anak, SMP atau SMA. Oleh karena itu perlakuan pendidik terhadap anak SD, SMP dan SMA berbeda, sesuai dengan kebutuhan dan masanya.

4. Peserta didik hidup dalam lingkungan tertentu

Peserta didik adalah subjek yang berasal dari keluarga dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu. oleh karena itu, anak didik akan memiliki karakteristik tertentu yang berbeda-beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia dibesarkan atau dididik.

Dalam praktek pendidikan, pendidik perlu memperhatikan dan memperlakukan peserta didik dalam konteks lingkungan dan sosial budayanya.

5. Peserta didik memiliki ketergantungan kepada orang dewasa

Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu. dalam perjalanan hidupnya, anak masih memerlukan perlindungan, anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan dan keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang baik dan tidak baik, serta bagaimana mengantisipasi kebutuhan dimasa depannya. Dibalik kebebasannya untuk mewujudkan dirinya sendiri dalam rangka mencapai kedewasaan, anak masih memerlukan bantuan orang dewasa.
6. Peserta didik memiliki potensi dan dinamika

Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar peserta didik menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh anak didik. Hal ini disebabkan anak didik memiliki potensi untuk menjadi manusia dewasa dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalam menghadapi lingkungannya dalam upaya mencapai kedewasaan.

Mengenal dan memahami peserta didik dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dan menganalisa tutur kata (cara bicara), sikap dan prilaku atau perbuatan anak didik, karena dari tiga apek di atas setiap orang (anak didik ) mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya (karakter atau jiwa ). Untuk itu seorang guru harus secara seksama dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas pendidikan.

Ada beberapa contoh karakteristik yang dimiliki peserta didik antara lain:

1. Senang bermain
2. Selalu ingin tahu
3. Mudah Terpengaruh
4. Suka Meniru
5. Manja
6. Berani
7. Kreatif
8. Keras Kepala
9. Suka berkhayal
10. Emosi
11. Senang dipuji
12. Ingin bebas
13. Suka Mengganggu
14. Mendambakan kasih sayang dan rasa aman
15. Selalu ingin mencoba
16. Ingin diperhatikan
17. Punya sipat polos
18. Suka menentang
19. Egois

270 Modul Ajar/RPP Kurikulum Merdeka Jenjang SMP

270 Modul Ajar/RPP Kurikulum Merdeka Jenjang SMP

BlogPendidikan.net
 - Bagi Satuan Pendidikan/Sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka ditahun ajaran bari ini, Berikut akan disajikan sebanyak 270 modul ajar untuk jenjang SMP yang bisa Anda gunakan dalam proses pembelajaran dikelas, ataupun sebagai bahan referensi Anda dalam menyusun Modul Ajar secara mandiri.

Baca Juga: 290 Modul Ajar/RPP Kurikulum Merdeka Jenjang SD Fase A, B dan C

Dalam modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. 

Satu modul ajar biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan untuk membantu pendidik mengajar secara lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku teks pelajaran. Modul ajar dapat menjadi pilihan lain atau alternatif strategi pembelajaran. 

Oleh karena itu, sebelum merancang modul ajar, pendidik perlu 
mempertimbangkan beberapa hal berikut:
  1. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, apakah merujuk pada buku teks saja sudah cukup atau perlu menggunakan modul ajar?
  2. Jika membutuhkan modul ajar, apakah dapat menggunakan modul ajar yang telah disediakan, memodifikasi modul ajar yang disediakan, atau perlu membuat modul ajar baru?
Apabila berdasarkan kedua pertanyaan di atas pendidik menyimpulkan bahwa modul ajar tidak dibutuhkan atau modul ajar yang disediakan dapat digunakan dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu, maka ia tidak perlu merancang modul ajar yang baru. 
Komponen Modul Ajar Antara Lain:

Informasi Umum Terdiri Atas:
  • Identitas penulis modul
  • Kompetensi awal
  • Profil pelajar Pancasila
  • Sarana dan prasarana
  • target peserta didik
  • Model pembelajaran yang digunakan
Komponen Inti Terdiri Atas:
  • Tujuan pembelajaran
  • Asesmen
  • Pemahaman bermakna
  • Pertanyaan pemantik
  • Kegiatan pembelajaran
  • Refleksi peserta didik dan pendidik

Lampiran Terdiri Atas:

  • Lembar kerja peserta didik
  • Pengayaan dan remedial
  • Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
  • Glosarium
  • Daftar pustaka
Pendidik memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi contoh-contoh modul ajar yang tersedia atau mengembangkan modul ajar sendiri, sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik peserta didik.
Anda bisa Download sebanyak 270 Modul Ajar atau RPP Kurikulum Merdeka untuk Jenjang SMP pada tautan dibawah ini:

270 Modul Ajar atau RPP Kurikulum Merdeka untuk Jenjang SMP >>> DOWNLOAD

Agar Siswa Tidak Ribut Saat Pembelajaran Berlangsung, Begini Teknik Mengatasinya

Agar Siswa Tidak Ribut Saat Pembelajaran Berlangsung, Begini Teknik Mengatasinya

BlogPendidikan.net 
- Sudah menjadi hal biasa bagi guru, jika di dalam proses pembelajaran di kelas terjadi gaduh/ribut, ada saja hal-hal yang membuat suasana kelas menjadi ribut, bisa saja dari siswa itu sendiri atau guru itu sendiri. 

Jika dari siswa lebih dominan saling mengejek terutama siswa tingkat PAUD dan SD, sedangkan jika dari guru tersebut kurangnya penguasaan kelas dan ketidaksiapan dalam proses pembelajaran tersebut, mungkin dikarenakan faktor eksternel sampai terbawa dalam proses pembelajaran yang tidak maksimal.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengatakan, bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas. Faktor yang pertama
yaitu intern siswa, faktor ini meliputi emosi, pikiran, dan perilaku siswa.

Baca Juga:
Dapat dikatakan bahwa faktor intern siswa berhubungan dengan kepribadian siswa itu sendiri, sedangkan faktor yang kedua yaitu faktor ektern siswa, yang meliputi masalah lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa, jumlah siswa dikelas, dsb

Berikut ada 14 tips bagaimana mengatasi ribu saat pembelajaran berlangsung di kelas :

1. Hindari mengetuk-ngetuk papan tulis atau white board saat mendiamkan siswa.

2. Mngangkat tangan sambil bersikap diam. Mintalah siswa melakukan hal yang sama. Saya jamin kelas anda akan tenang, lakukan berulang bila anda ingin siswa anda diam

3. Hindari berteriak untuk mendiamkan siswa. Teriakan anda hanya akan menambah kebisingan yang sudah terjadi

4. Jangan menggunakan suara dengan nada keras "woiii diammm"

5. Jangan menggunakan suara “ssssssssttttttttt”

6. Sesekali berjalan berkeliling diantara tempat duduk siswa, guna melihat apa yang dilakukan siswa.

7. Lakukan permainan seperti Ice Breaking, saat kelas Anda ribut

8. Ucapkan kata ‘terima kasih ‘ pada siswa yang sudah siap mendengarkan anda. Misalnya ” terima kasih Adam, terima kasih Ani… dst

9. Berjalanlah saat  di dalam kelas dan berinteraksilah dengan semua siswa.

10. Minta mereka menyimpan mainan yang tak berhubungan dengan materi pembelajaran didalam tas. Lalu, minta mereka menyiapkan buku pelajaran.

11. Pada awal pembelajaran, berikanlah games menarik kepada anak didik, seperti bertepuk tangan , tebak-tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis.

12 Buatlah materi pembelajran yang menarik bagi anak, buatlah suasana yang menggembirakan siswa saat menerima pelajaran jangan tegang saat mengajar, gunakan intonasi suara yang menarik perhatian.

13. Selipkan humor dikala mengajar, seperti permainan tepuk, halo hai, dongeng, sulap.

14. Jika siswa masih saja ribut maka cobalah perhatikan apa yang sedang mereka bicarakan. Lalu, masuklah dalam pembicaraan itu. Namun, sebentar saja.

Baca Juga:
Demikian tips buat Anda, semoga bermanfaat. dan jangan lupa berbagi.

December 11, 2022

Perkembangan Filsafat Ilmu


Filsafat ilmu
sebagai bagian integral dari filsafat secara keseluruhan perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan filsafat itu sendiri secara keseluruhan. Menurut Lincoln Cuba, sebagai yang dikutip oleh Ali Abdul Azim, bahwa kita mengenal tiga babakan perkembangan paradigma dalam filsafat ilmu di Barat yaitu era prapositivisme, era positivisme dan era pasca modernisme. Era prapositivisme adalah era paling panjang dalam sejarah filsafat ilmu yang mencapai rentang waktu lebih dari dua ribu tahun.
Dalam uraian ini, penulis cenderung mengklasifikasi perkembangan filsafat ilmu berdasarkan ciri khas yang mewarnai pada tiap fase perkembangan. Dari sejarah panjang filsafat, khususnya filsafat ilmu, penulis membagi tahapan perkembangannya ke dalam empat fase sebagai berikut:
1.Filsafat Ilmu zaman kuno, yang dimulai sejak munculnya filsafat sampai dengan munculnya Renaisance
2.Filsafat Ilmu sejak munculnya Rennaisance sampai memasuki era positivisme
3.Filsafat Ilmu zaman Modern, sejak era Positivisme sampai akhir abad kesembilan belas
4.Filsafat Ilmu era kontemporer yang merupakan perkembangan mutakhir Filsafat Ilmu sejak awal abad keduapuluh sampai sekarang.

Perkembangan Filsafat ilmu pada keempat fase tersebut akan penulis uraikan dengan mengedepankan aspek-aspek yang mewarnai perkembangan filsafat ilmu di masanya sekaligus yang menjadi babak baru dan ciri khas fase tersebut yang membedakannya dari fase-fase sebelum dan atau sesudahnya. Di samping itu penulis juga akan mengungkap tentang peran filosof muslim dalam perkembangan filsafat ilmu ini, walaupun bukan dalam suatu fase tersendiri.

A. Filsafat Ilmu Zaman Kuno
Filsafat yang dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan telah dikenal manusia pada masa Yunani Kuno. Di Miletos suatu tempat perantauan Yunani yang menjadi tempat asal mula munculnya filsafat, ditandai dengan munculnya pemikir-pemikir (baca: filosof) besar seperti Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Pemikiran filsafat yang memiliki ciri-ciri dan metode tersendiri ini berkembang terus pada masa selanjutnya.
Pada zaman Yunani Kuno filsafat dan ilmu merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan. Keduanya termasuk dalam pengertian episteme yang sepadan dengan kata philosophia. Pemikiran tentang episteme ini oleh Aristoteles diartikan sebagaian organized body of rational konwledge with its proper object. Jadi filsafat dan ilmu tergolong sebagai pengetahuan yang rasional. Dalam pemikiran Aritoteles selanjutnya pengetahuan rasional itu dapat dibedakan menjadi tiga bagian yang disebutnya dengan praktike (pengetahuan praktis), poietike (pengetahuan produktif), dan theoretike (pengetahuan teoritis). .
Pemikirannya hal tersebut oleh generasi-generasi selanjutnya memandang bahwa Aristoteleslah sebagai peletak dasar filsafat ilmu.
Selama ribuan tahun sampai dengan akhir abad pertengahan filsafat logika Aristoteles diterima di Eropa sebagai otoritas yang besar. Para pemikir waktu itu mengaggap bahwa pemikiran deduktif (logika formal atau sillogistik) dan wahyu sebagai sumber pengetahuan.
B. Filsafat Ilmu Era Renaisance
Memasuki masa Rennaisance, otoritas Aritoteles tersisihkan oleh metode dan pandangan baru terhadap alam yang biasa disebut Copernican Revolution yang dipelopori oleh sekelompok sanitis antara lain Copernicus (1473-1543), Galileo Galilei (1564-1542) dan Issac Newton (1642-1727) yang mengadakan pengamatan ilmiah serta metode-metode eksperimen atas dasar yang kukuh.
Selanjutnya pada Abad XVII, pembicaraan tentang filsafat ilmu, yang ditandi dengan munculnya Roger Bacon (1561-1626). Bacon lahir di ambang masuknya zaman modern yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Bacon menanggapi Aristoteles bahwa ilmu sempurna tidak boleh mencari untung namun harus bersifat kontemplatif. Menurutnya Ilmu harus mencari untung artinya dipakai untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi, dan bahwa dalam rangka itulah ilmu-ilmu berkembang dan menjadi nyata dalam kehidupan manusia. Pengetahuan manusia hanya berarti jika nampak dalam kekuasaan mansia; human knowledge adalah human power.
Perkembangan ilmu pengetahuan modern yang berdasar pada metode eksperimental dana matematis memasuki abad XVI mengakibatkan pandangan Aritotelian yang menguasai seluruh abad pertengahan akhirnya ditinggalkan secara defenitif.
C. Filsafat Ilmu Era Positivisme
Memasuki abad XIX perkembangan Filsafat Ilmu memasuki Era Positivisme. Positivisme adalah aliran filsafat yang ditandai dengan evaluasi yang sangat terhadap ilmu dan metode ilmiah. Aliran filsafat ini berawal pada abad XIX. Pada abad XX tokoh-tokoh positivisme membentuk kelompok yang terkenal dengan Lingkaran Wina, di antaranya Gustav Bergman, Rudolf Carnap, Philip Frank Hans Hahn, Otto Neurath dan Moritz Schlick.
Pada penghujung abad XIX (sejak tahun 1895), pada Universitas Wina Austria telah diajarkan mata kuliah Filsafat Ilmu Pengetahuan Induktif. Hal ini memberikan indikasi bahwa perkembangan filsafat ilmu telah memasuki babak yang cukup menentukan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dalam abad selanjutnya.
Memasuki abad XX perkembangan filsafat ilmu memasuki era baru. Sejak tahun 1920 panggung filsafat ilmu pengetahuan didominasi oleh aliran positivisme Logis atau yang disebut Neopositivisme dan Empirisme Logis. Aliran ini muncul dan dikembangkan oleh Lingkaran Wina (Winna Circle, Inggris, Wiener Kreis, Jerman). Aliran ini merupakan bentuk ekstrim dari Empirisme. Aliran ini dalam sejarah pemikiran dikenal dengan Positivisme Logic yang memiliki pengaruh mendasar bagi perkem-bangan ilmu. Munculnya aliran ini akibat pengaruh dari tiga arah. Pertama, Emperisme dan Positivisme. Kedua, metodologi ilmu empiris yang dikembangkan oleh ilmuwan sejak abad XIX, dan Ketiga, perkembangan logika simbolik dan analisa logis.
Secara umum aliran ini berpendapat bahwa hanya ada satu sumber pengetahuan yaitu pengalaman indrawi. Selain itu mereka juga mengakui adanya dalil-dalil logika dan matematika yang dihasilkan lewat pengalaman yang memuat serentetan tutologi -subjek dan predikat yang berguna untuk mengolah data pengalaman indrawi menjadi keseluruhan yang meliputi segala data itu.
Lingkaran Wina sangat memperhatikan dua masalah, yaitu analisa pengetahuan dan pendasaran teoritis matematika, ilmu pengetahuan alam, sosiologi dan psikologi. Menurut mereka wilayah filsafat sama dengan wilayah ilmu pengetahuan lainnya. Tugas filsafat ialah menjalankan analisa logis terhadap pengetahuan ilmiah. Filsafat tidak diharapkan untuk memecahkan masalah, tetapi untuk menganalisa masalah dan menjelaskannya. Jadi mereka menekankan analisa logis terhadap bahasa. Trend analisa terhadap bahasa oleh Harry Hamersma dianggap mewarnai perkembangan filsafat pada abad XX, di mana filsafat cenderung bersifat Logosentrisme

D. Filsafat Ilmu Kontemporer
Perkembangan Filsafat Ilmu di zaman ditandai dengan munculnya filosof-filosof yang memberikan warna baru terhadap perkembangan Filsafat Ilmu sampai sekarang.
Muncul Karl Raymund Popper (1902-1959) yang kehadirannya menadai babak baru sekaligus merupakan masa transisi menuju suatu zaman yang kemudian di sebut zaman Filsafat Ilmu Pengetahuan Baru. Hal ini disebabkan Pertama, melalui teori falsifikasi-nya, Popper menjadi orang pertama yang mendobrak dan meruntuhkan dominasi aliran positivisme logis dari Lingkaran Wina. Kedua, melalui pendapatnya tentang berguru pada sejarah ilmu-ilmu, Popper mengintroduksikan suatu zaman filsafat ilmu yang baru yang dirintis oleh Thomas Samuel Kuhn.
Para tokoh filsafat ilmu baru, antara lain Thomas S. Kuhn, Paul Feyerabend, N.R. Hanson, Robert Palter dan Stephen Toulmin dan Imre Lakatos memiliki perhatian yang sama untuk mendobrak perhatian besar terhadap sejarah ilmu serta peranan sejarah ilmu dalam upaya mendapatkan serta mengkonstruksikan wajah ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang sesungguhnya terjadi. Gejala ini disebut juga sebagai pemberontakan terhadap Positivisme.
Thomas S. Kuhn populer dengan relatifisme-nya yang nampak dari gagasan-gagasannya yang banyak direkam dalam paradigma filsafatnya yang terkenal dengan The Structure of Scientific Revolutions (Struktur Revolusi Ilmu Pengetahuan).
Kuhn melihat bahwa relativitas tidak hanya terjadi pada Benda yang benda seperti yang ditemukan Einstein, tetapi juga terhadap historitas filsafat Ilmu sehingga ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa teori ilmu pengetahuan itu terus secara tak terhingga mengalami revolusi. Ilmu tidak berkembang secara komulatif dan evolusioner melainkan secara revolusioner.
Salah seorang pendukung aliran filsafat ilmu Baru ialah Paul Feyerabend (Lahir di Wina, Austria, 1924) sering dinilai sebagai filosof yang paling kontroversial, paling berani dan paling ekstrim. Penilaian ini didasarkan pada pemikiran keilmuannya yang sangat menantang dan provokatif. Berbagai kritik dilontarkan kepadanya yang mengundang banyak diskusi dan perdebatan pada era 1970-an.
Sumber https://manusiapinggiran.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Kenali Istilah Baru Dalam Kurikulum Merdeka Yang Perlu Diketahui Guru

Kenali Istilah Baru Dalam Kurikulum Merdeka Yang Perlu Diketahui Guru

BlogPendidikan.net
- Kurikulum di sekolah  terus berubah dari waktu ke waktu. Memang pemegang kepentingan  juga berubah. 

Kurikulum di sekolah kita kini sudah mulia dengan kurikulum baru menjadi kurikulum merdeka. Maka istilah atau  nama lama pun berubah menjadi nama baru.

Kurikulum Merdeka mulai diterapkan di sekolah dan madrasah Indonesia, dimulai dari program sekolah penggerak, dilanjutkan ke Implementasi Kurikulum Merdeka atau IKM. 

Implementasi ini dilakukan melalui tiga mekanisme, yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
Pergantian nama atau istilah di berbagai bidang hal yang biasa, khususnya di bidang pendidikan.

Dulu kita sering mendengar kata murid lalu berubah menjadi siswa. lalu berubah lagi menjadi peserta didik. Kita tinggal menunggu mau berubah menjadi istilah baru apa lagi.

Mulai tahun ajaran baru 2022/2023 kurikulum merdeka mulai diterapkan di sekolah-sekolah yang telah terdaftar dan siap dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Guru wajib tahu istilah-istilah apa saja yang baru dan berubah dari kurikulum sebelumnya menjadi Kurikulum Merdeka. Istilah-istilah tersebut adalah:

1. Siswa diganti/berubah jadi Peserta Didik
2. Promes diganti/berubah menjadi PROSEM (Program Semester)
3. Silabus diganti/berubah menjadi ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
4. KI diganti/berubah menjadi CP (Capaian Pembelajaran)
5. KD diganti/berubah menjadi TP (Tujuan Pembelajaran)
6. RPP diganti/berubah menjadi Modul Ajar
7. KKM diganti/berubah menjadi KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
8. IPK diganti/berubah menjadi IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran)
9. PH diganti/berubah menjadi Sumatif
10. PTS diganti/berubah menjadi STS (Sumatif Tengah Semester)
11. PAS diganti/berubah menjadi SAS (Sumatif Akhir Semester)
12. Indikator Soal diganti/berubah menjadi Indikator Asesmen
13. Penilaian teman sejawat diganti/berubah menjadi Formatif
Demikian berbagai istilah dalam kurikulum merdeka yang perlu Anda ketahui, agar lebih mudah membedakan istilah dari kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka.

Teknik Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka

Teknik Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka

BlogPendidikan.net
- Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Salah satu contoh penerapakan asesmen formatif adalah asesmen diri (self assessment) dan asesmen antarteman (peer assessment). Asesmen ini berfungsi sebagai bahan refleksi diri, yang nantinya dapat digunakan oleh Pendidik sebagai data/informasi untuk menkonfirmasi capain hasil belajar peserta didik.

Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, pendidik diharapkan memperhatikan karakteristik asesmen formatif dan sumatif.

Karakteristik asesmen formatif dan sumatif dijelaskan sebagai berikut:

Karakteristik Asesmen Formatif
  • Terintegrasi dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. Demikian pula perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran.
  • Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya).
  • Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran, sehingga dibutuhkan metode/ strategi pembelajaran dan teknik/instrumen penilaian yang tepat.
Karakteristik Asesmen Sumatif
  • Dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran.
  • Pelaksanaannya bersifat formal sehingga membutuhkan perancangan instrumen yang tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang diharapkan dan proses pelaksanaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen.
  • Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan peserta didik, pemantauan kepada pemangku kepentingan (stakeholder)
  • Digunakan pendidik atau sekolah untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.
Teknik Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif 

Adapun teknik dan contoh perencanaan serta pengolahan asesmen formatif dan sumatif adalah sebagai berikut:

1. Gunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. misalnya menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur, mengobservasi, dan lain-lain.

2. Identifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.

3. Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan dengan menyusun modul ajar.

Jika asesmen berupa kinerja, pendidik dapat membuat instrumen dalam bentuk
rubrik seperti berikut:


Jika asesmen berupa tes, pendidik menyusun perangkat tes dengan disertai
pedoman penskorannya:


4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
  • Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses pembelajaran.
  • Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.
  • Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi.
  • Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
  • Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
  • Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.
  • Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.
5. Mengolah Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
sumatif. Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
(kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).

Tujuan pengolahan data:
  • Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan belajar.
  • Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pemberian umpan balik.
Untuk memenuhi tujuan pengolahan data tersebut, satuan pendidikan diberikan
keleluasaan dengan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran. 
Disediakan tiga alternatif pengolahan hasil asesmen yang dapat dijadikan inspirasi satuan pendidikan, antara lain:

Alternatif 1: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.

Seluruh hasil asesmen formatif dan sumatif berupa angka diolah menjadi nilai akhir

Alternatif 2: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
  • Hasil formatif berupa angka dan hasil sumatif diolah menjadi nilai akhir.
  • Data berupa narasi (kualitatif) digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Alternatif 3: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
  • Hasil asesmen sumatif diolah menjadi nilai akhir.
  • Hasil asesmen formatif digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
6. Menyajikan Hasil Asesmen ke Dalam Rapor

Nilai rapor disajikan berdasarkan penghitungan hasil pengolahan yang telah dilakukan. Pendidik perlu memperhatikan hasil asesmen yang tertinggi dan terendah pada kompetensi untuk kemudian disajikan ke dalam Capaian Kompetensi dalam rapor.

November 29, 2022

10 Model Pembelajaran Kolaboratif Yang Mengaktifkan Siswa

10 Model Pembelajaran Kolaboratif Yang Mengaktifkan Siswa

BlogPendidikan.net
- Adanya model pembelajaran kolaborasi tentu mempermudah seorang guru
 dalam menyampaikan materi dan membentuk suasana belajar yang mumpuni, guru berperan sebagai fasilitator dan evaluasi, selebihnya siswalah yang menentukan arah kerja sama dan diskusi dalam satu kelas.

Misalnya dalam kegiatan itu, pendidik menyediakan fasilitas seperti spidol dengan satu kertas manila yang dibagikan satu per kelompok yang diharapkan mampu membuat siswa dalam satu regu itu bisa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan timbulnya rasa saling kerja sama tentunya pribadi siswa tidak akan menganggap jika dalam satu kelompok itu dirinya hanya sendiri.
Oleh sebab itu saat terjadinya kolaboratif, semua peserta didik akan aktif dan lebih mudah dalam menangkap pembelajaran lantaran sumber belajar tidak hanya satu sumber, melainkan terdapat banyak pemikiran yang bisa menjadi penambah wawasan siswa. Mereka akan saling berkomunikasi dengan bertukar pikiran secara alami.

Kesimpulannya, dalam model pembelajaran kolaboratif, peserta didik akan melatih keaktifan dalam belajar dengan saling memberikan tanggapan satu sama lain tanpa adanya persaingan. 

Terdapat banyak sekali macam pembelajaran kolaboratif ini yang sudah dikembangkan para ahli dan praktisi pendidikan/seseorang yang telah berpengalaman dalam pendidikan. Namun hanya ada sepuluh macam pembelajaran yang mendapatkan perhatian.

Berikut 10 Model Pembelajaran Kolaboratif Yang Mengaktifkan Siswa:

1. Learning Together

Pembentukan kelompok-kelompok di kelas beranggotakan siswa-siswa yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian pada hasil kerja kelompok.

2. Teams-Games-Tournament (TGT)

Setelah belajar bersama kelompok sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasarkan jumlah nilai yang diperoleh kelompok.
3. Group Investigation (GI)

Semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian berserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya.

4. Academic-Constructive Controversy (ACC)

Setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi komflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan kesehatan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya.

5. Jigsaw Proscedure (JP)

Dalam bentuk pembelajaran ini, anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda tentang suatu pokok bahasan. Agar setiap anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasarkan pada rata-rata skor perkelompok.
6. Student Team Achievement Divisions (STAD)

Para siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota bagi setiap kelompok saling belajar dan membelajarkan sesamanya. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu siswa. Penilaian didasarkan pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok.

7. Complex instruction (CI)

Metode pembelajaran ini menekankan pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan semua anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para siswa yang sangat heterogen. Penilaian didasarkan pada proses dan hasil kerja kelompok.

8. Team accelerated instruction (TAI)

Bentuk pembelajaran ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif/kolaboratif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap siswa mengerjakan soal-soal tahap berikutnya. Namun, jika seorang siswa belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasarkan pada hasil belajar individual maupun kelompok.
9. Cooperative learning structures (CLS)

Dalam pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua siswa (berpasangan). Seorang siswa bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila  jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua siswa yang saling berpasangan itu berganti peran.

10. Cooperative integrated reading and composition (CIRC)

Model pembelajaran ini mirip dengan TAI. Sesuai namanya, model pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis, dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para siswa saling menilai kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya.

Demikian tulisan tentang 10 Model Pembelajaran Kolaboratif Yang Mengaktifkan Siswa, semoga bermanfaat.

Rujukan: Jurnal: Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa. Institut Agama Islam Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

November 27, 2022

5 Akibat Yang Akan Dialami Siswa Jika Menekan Dengan Kata-kata Merendahkan

Ingat! Jangan Menekan Siswa Dengan Kata BODOH

BlogPendidikan.net
- Memang tidak bisa dipungkiri, seorang guru pasti lebih mengenal siswanya antara satu dan lainnya, ada klasifikasi antara siswa yang mampu dalam hal kognitif dan yang tidak. Hal ini wajar ada pada diri siswa. Bodoh dan pintar adalah hanya kata khiasan untuk membedakan siswa yang mampu dengan kata 'Pintar' dan yang tidak mampu dengan kata 'Bodoh'.

Selama ini mungkin guru sering membedakan siswa-siswa yang ada di sekolah dalam dua hal tersebut, yaitu "siswa yang bodoh atau pintar". Pendapat kita tentang hal ini memang bukanlah sebuah kesalahan, namun hal itu sangat perlu diluruskan. Karena sejatinya tak ada kata bodoh dalam diri seorang siswa.
Dari pernyataan di atas, kita bisa berfikir bahwasannya tidak ada kata "bodoh" yang melekat pada diri siswa. Melainkan siswa tersebut tidak bisa memanfaatkan apa yang telah dianugrahkan  Salah satu buktinya yaitu adanya rasa malas yang selalu melekat dalam diri siswa. Hal inilah yang membuat klasifikasi siswa itu bodoh.

Terlebihnya bagi seorang pendidik sangat berhati-hati sekali jika menekan siswa, apalagi dengan mengeluarkan kata-kata 'Bodoh' , tanpa disadari tekanan tersebut akan berdampak psikologis pada siswa, dan yang lebih parahnya lagi siswa tersebut akan merasa dibedakan dan asing bagi teman-teman lainnya.

Dalam situasi dimana siswa tidak bisa melakukan, tidak bisa mengerjakan sesuatu hal atau menjawab pertanyaan secara tepat, guru sering mengungkapkan kekecewaannya atas situasi tersebut dengan melontarkan kata-kata seperti ‘Kamu Bodoh’, atau kata-kata sejenis. Ada guru yang tidak merasa bersalah ketika mengatakan demikian.


Fenomena semacam ini pada umumnya disebabkan oleh ketidaktahuan akan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kata-kata tersebut. Ada juga karena telah ada kesepakatan sebelumnya dengan siswa, manakala mereka tidak bisa melakukan, tidak bisa mengerjakan, atau tidak bisa menjawab, maka mereka akan dikatakan bodoh.

Apa akibat yang ditimbulkan menekan siswa dengan kata-kata yang merendahkan:

1. Kepercayaan diri akan menurun

Kata-kata yang dikeluarkan oleh guru membuat siswa merasa bahwa itu adalah dirinya. Contoh sederhana saja, ketika guru berkata bodoh pada siswa tentu ia sakit hati dan berpikir bahwa hal itu mencerminkan dirinya. Tapi di sisi lain, alasan guru mengatakan itu karena kesal atau emosi. 

Hal tersebut membuat rasa percaya diri siswa menurun. Ia merasa bahwa hanya kekurangan saja yang ada dalam dirinya. Padahal seharusnya, guru yang lebih bijaksana dalam memilih kata untuk siswa. Jangan asal ucap tapi beri dia sedikit pengertian. 


2. Takut akan penolakan

Seorang siswa akan yang mendapat didikan yang buruk jika, guru tidak mampu bersikap dan berkata-kata dengan baik. Hal sederhana yang guru lakukan yaitu, berkata kasar pada siswa dan berdampak pada karakternya. 

Dan hasilnya, ia menjadi anak yang takut akan penolakan. Tapi ketika penolakan terjadi pada siswa maka, ia dapat melukai dirinya sendiri akibat merasa tidak layak untuk hidup. Jadi sebelum terjadi guru sebaiknya lebih dahulu mencegah. 

3. Pergaulan tidak akan terarah

Kunci utama siswa akan sukses dan memiliki karakter yang baik dimulai dari keluarga. Didikan orangtua sangat penting dalam membentuk perilaku dan pola pikir anak, selanjutnya pendidikan di sekolah juga sangat menentukan. 

Tapi jika orangtua atau guru sering berkata kasar pada anak, pasti ia akan mencari kesenangan di luar rumah. Sehingga, ia akan masuk dalam pergaulan yang salah dan mendidiknya menjadi orang yang sulit diatur.

4. Melatih memiliki sifat dendam

Ketika orangtua atau guru merasa bahwa anak terluka lebih baik segera minta maaf. Tapi tidak dengan maksud memanjakan anak dan tetap beritahu kesalahannya. Ini bertujuan agar hubungan orangtua dan anak akan semakin baik dan tidak ada rasa dendam. 

Pasalnya, terkadang orangtua atau guru sulit meminta maaf dan menganggap semua baik-baik saja. Padahal anak sudah menyimpan dendam akibat sakit hati. Jika sudah menjadi kebiasaan maka, anak akan sulit memaafkan orang sekitarnya.


5. Menjadi pendiam dan tertutup

Anak yang berubah menjadi pendiam dan tertutup bisa jadi karena orangtua atau guru sering berkata kasar padanya. Hal ini justru membuat anak tidak dekat dengan orangtua maupun gurunya dan merasa hidup sendiri. Sehingga, kita tidak dapat mendidik anak dengan baik. Sebelum hal ini berlanjut hingga sampai ia dewasa maka, cari tahu akar permasalahannya dan berusaha untuk dekat pada anak.

Semoga anak didik kita, bisa terjaga dengan baik dengan membentuk karakter mereka menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa, serta membahagiakan kedua orang tua dan gurunya.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate tentang guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.