1. Pengertian Karakteristik Ajaran Islam
Istilah “karakteristik ajaran Islam” terdiri dari dua kata : karakteristik dan ajaran islam. Kata karakteristik dalam kamus besar bahasa Indonesia, diartikan sebagai sesuatu yag mempunyai karakter atau sifatnya khas. Dan kata Islam menurut bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata salima yang mengandung yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk kedalam kedamaian. Ensiklopedi Islam Indonesia mendefinisikan bahwa Islam adalah agama tauhid yang ditegakkan oleh nabi Muhammad SAW, selama 23 tahun di Mekah dan Madinah yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirat.
Ajaran Islam mengandung berbagai arti pula, yaitu sebagai berikut:
a. Menurut dan menyerahkan
Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT, dan menurut segala yang telah ditentukan–Nya
b. Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, teteram dan bahagia.
Ini berarti setiap muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat dengan tuntunan ajaran Rabbul’ Alamin[1]. Ajaran yang bersumber dari Allah SWT, bukan dari manusia sedangkan nabi Muhammad SAW, tidak membuat agama ini tetapi beliau hanya menyampaikannya. Allah berfirman dalam surat An-Najm 3-4
َوَما يُنْطِقُ عَنِ اْلهَوَ ى, اَِنْ هُوَ ِإِلاَّّّ وحْيُ يُوْ حَى
Artinya: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.”[2]
c. Mengaku, menyerahkan dan menyelamatkan
Ini berarti bahwa orang yang memeluk Islam itu adalah orang yang mengaku dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri pada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman–Nya sehingga ia selamat di dunia dan akherat.
d. Damai dan sejahtera
Artinya bahwa islam adalah agama yang membawa kepada kedamaian dan perdamaian. Orang yang memeluk islam adalah orang yang menganut ajaran perdamaian dalam segala tingkah laku dan perbuatan.[3] Islam mengajarkan persamaan, persaudaraan sesama muslim. Islam anti terhadap yang bersifat perbedaan daerah dan tingkat sosial. Allah SWT berfirman:
اِنَّ اَكْرَ مَا كُمْ عِنْدَ الّلهِ اَتْقَا كُمْ
Artinya; “Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia pada sisi Allah diantara kamu adalah yang paling taqwa diantaramu.”[4]
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman kepada Al-qur’an dan hadits dalam berbagai ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersebut.
Secara sederhana karakteristik ajaran islam dapat diartikan menjadi suatu ciri yang khas atau khusus yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan dan kehidupan mnusia dalam berbagai bidang agama, muamalah (kemanusian), yang didalamnya termasuk ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, pekerjaan, lingkungan hidup, dan disiplin ilmu.
2. Pembahasan Karakteristik
Konsepsi islam dalam berbagai bidang yang menjadi karakteristiknya itu dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Dalam Bidang Agama
Menurut Nurcholis Madjid, bahwa dalam bidang agama, Islam mengakui adanya pluralisme. Menurutnya, Pluralisme adalah sebuah aturan Tuhan (sunnah Allah) yang tidak akan berubah, sehingga juga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Dan Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan mengajarkan agama masing-masing dengan penuh kesungguhan. Karena itu agama tidak boleh dipaksakan. Bahkan Al-qur’an juga mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada Tuhan dan hari kemudian serta berbuat baik semuanya akan selamat.
Karakteristik ajaran islam dalam bidang agama juga mengakui adanya universalisme, mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, nyuruh berbuat baik, dan mengajak pada keselamatan.
Dengan demikian, karakteristik ajaran islam dalam visi keagamaanya bersifat toleran, pemaaf, tidak memaksakan, dan saling menghargai karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian pada Tuhan.
b. Dalam Bidang Ibadah .
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti khusus. Yakni apa yang telah di tetapkan oleh Allah akan perincian-perincianya, tingkat dan cara-caranya tertentu. Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran islam dimana akal manisia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini adalah mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya, dengan penuh ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan terimakasih-Nya.
Dengan demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia sebagai makhluk yang diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
c. Dalam bidang Akidah
Karakteristik Islam yang dapat di ketahui dalam bidang akidah ini adalah bahwa akidah Islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. yang diakui dan diyakini dan diakui sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah SWT. Dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung tidak boleh melalui perantara.
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah SWT sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat dan perbuatan dengan amal soleh. Dan selanjutnya harus berpengaruh kedalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktvitas tersebut bernilai ibadah.
Dengan demikian akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, melainkan pada tahap yang selanjutnya harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku serta berbuat yang pada akhirnya menimbulkan amal saleh.
d. Dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran Islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersika terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan islam yang selektif, yaitu tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu dan kebudayaan, melainkan ilmu dan kebudayaan yang sejalan dengan Islam.[5]
Karakteristik ajaran Islam adalah ilmu pengetahuan dijelaskan oleh Allah SWT: (QS. Al’alaq. 1-5)
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kata iqra pada ayat tersebut menurut A. Baiquni, berarti membaca dalam arti biasa, menelaah, mengobservasi, membandingkan, mengukur, mendeskripsikan, menganalisis dan menyimpulkan secara induktif.
Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti bahwa manusialah yang menciptakan kebudayaan. Kebudayaan Islam, berarti menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari Islam. Kebudayaan Islam mengandung tiga unsur yang sangat prinsip sebagai berikut :
1) Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang Islam
2) Kebudayaan Islam adalah didasarkan kepada ajaran Islam
3) Kebudayaan Islam merupakan pencerminan dari ajaran Islam.[6]
Dengan demikian, ilmu pengetahuan dan kebudayaan mengantarkan umat manusia hidup bahagia meningkatkan mutu dan peranan dalam kehidupan manusia untuk meraih berbagai kesempatan dan peluang.
e. Dalam Bidang Pendidikan
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orag (education for all), laki-laki dan perempayn, dan berlangsung sepanjang hayat (long live education). Dalam bidang pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain sebagainya.
f. Dalam Bidang Sosial
Karakteristik ajaran Islam di bidang sosial ini Islam menjunjung tinggi tolong menolong, saling menasihati, tentang hak dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan Islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis kelamin dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia.
g. Dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
Islam memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara urusan dunia dan akhirat. Urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat dan kehidupan akhirat dicapai dengan dunia.
Pandangan Islam mengenai kehidupan demikian itu, secara tidak langsung menolak kehidupan yang bercorak sekularistik, yaitu kehidupan yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Agama harus terlibat dalam mengatur kehidupan dunia.
h. Dalam Bidang Kesehatan
Ajaran Islam tentang kesehatan berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada penyembuhan. Dalam bahasa Arab, prinsip ini berbunyi, al wiqayah khair min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan sunnah Nabi SAW yang pada dasarnyamengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada upaya pencegahan tersebut, Islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin, seperti dalam firman Allah SWT (QS. Al-Baqarah : 222) :
4¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÎ/º§qG9$# =Ïtäur úïÌÎdgsÜtFßJø9$#
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
i. Dalam Bidang Politik
Islam tidak mengajarkan ketaatan buta terhadap pemimpin. Islam menghendaki suatu ketaatan kritis, yaitu ketaatan yang didasarkan pada tolok ukur kebenaran dari Tuhan. Jika pemimpin tersebut berpegang teguh pada tuntutan Allah dan Rasul-Nya, maka wajib ditaati. Sebaliknya jika pemimpin tersebut bertentangan dengan kehendak Allah dan RAsul-Nya, boleh dikritik atau diberi saran agar kembali ke jalan yang benar dengan cara-cara yang persuasif. Dan jika cara tersebut juga tidak dihiraukan oleh pimpinan tersebut, boleh saja untuk tidak dipatuhi.
j. Dalam Bidang Pekerjaan
Islam memandang bahwa kerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu, terarah pada pengabdian terhadap Allah SWT, dan kerja yang bermanfaat bagi orang lain.
Untuk itu Islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaan, tetapi pada kualitas manfaat kerja. Allah SWT berfirman:
Ï%©!$# t,n=y{ |NöqyJø9$# no4quptø:$#ur öNä.uqè=ö7uÏ9 ö/ä3r& ß`|¡ômr& WxuKtã 4 uqèdur âÍyèø9$# âqàÿtóø9$# ÇËÈ
Artinya: “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”(QS. Al-Mulk : 2).
k. Dalam Bidang Disiplin Ilmu
Isam juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu yaitu ilmu keislaman. Menurut peraturan Agama Republik Indonesia tahun 1985, bahwa yang termasuk disiplin ilmu keislaman adalah Al-Qur’an / tafsir, hadits / ilmu hadits, ilmu kalam. Filsafat, tasawuf, hukum Islam (fiqih), sejarah dan kebudayaan Islam, serta pendidikan Islam.[7]
PENUTUP
Dari pembahasan materi ini dapat disimpulkan bahwa ajaran Islam memiliki ciri-ciri yang secara keseluruhan amal ideal. Islam agama yang mengajarkan perdamaian, toleransi, terbuka, kebersamaan, egaliter, kerja sama yang bermutu, demokratis, adil, seimbang antara urusan dunia dan akhirat, berharta. Memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, kemasyaraatan, mengutamakan pencegahan daripada penyembuhan dalam bidang kesehatan dengan cara memperhatikan kebersihan badan, pakaian, makanan, tempat tinggal, lingkungan dan sebagainya. Islam juga tampil sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman dengan berbagai cabangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.
Nata, Abuddin. 1998. Metode Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
[3] M. Yatimin Abdullah, Op. Cit., h. 15.
[4] http://www.al-ikhwan.net/karakteristik-ajaran-islam. 2847