A.
Pendahuluan
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompenen dari
pendidikan kita, mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah merupakan suatu
kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan
siswa pada khususnya disekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Pelayanan
bimbingan merupakan bagian integral dari program pendidikan itu dan karena
sebagian besar dari tumpukan masalah yang yang dihadapi oleh peserta didik
justru bersumber dari keaneka ragaman tuntutan belajar disekolah. Maka, para
konselor sekolah harus mengenal bidang pendidikan sekolah secara konret.
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diketahui urgensi
bimbingan dan konseling dalam pendidikan yang akan dipaparkan dalam sub bahasan
yaitu fungsi pelayanan bimbingan dalam keseluruhan pendidikan sekolah, tujuan
dari bimbingan dalam sekolah, faktor yang menjadi latar belakang bimbingan dan
konseling dalam pendidikan dan peran serta kedudukan bimbingan konseling.
B.
Pembahasan
Perlu kita pahami terlebih dahulu, apakah perbedaan antara
bimbingan dan pendidikan? Bukankah pendidikan itu sebenarnya merupakan
pendidikan yang telah dilaksanakan disekolah-sekolah sejak dahulu.
Bimbingan itu sebenarnya menyangkut semua usaha pendidikan
yang dilakukan oleh guru baik didalam maupun diluar sekolah.[1]
Namun demikian, walaupun bimbingan itu menyangkut tiap-tiap
aspek dari kegiatan sekolah, hendaknya perlu diperhatikan bahwa pendidikan dan
bimbingan berbeda dalam tujuan dan prosesnya. Pendidikan itu lebih menyangkut
pada masalah perorangan (Individu), sedangkan bimbingan banyak menyangkut
dengan faktor-faktor di luar individu.
Jadi bimbingan itu dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
pendidikan. Dalam arti khusus, bimbingan menyangkut semua teknik konseling dan
semua macam informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya
sendiri.
1.
Fungsi bimbingan dan
konseling
a.
Pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi
pencegahan, artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
Layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari
berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Kegiatannya dapat berupa program
orientasi, bimbingan karir, inventaris data.
b.
Pemahaman
Maksudnya yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu pihak-pihak tertentu
sesuai dengan keperluan pengembangan siswa dan agar siswa dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.[2]
Untuk mencapai perkembangan optimal
siswa sesuai dengan tujuan institusional lembaga pendidikan pada dasarnya
membina tiga usaha pokok, yaitu:[3]
Ø
Pengelolaan administrasi
sekolah
Ø
Pengembangan pemahaman dan pengetahuan,
nilai dan sikap, serta keterampilan melalui program intrakulikuler maupun
ekstrakulikuler
Ø
Pelayanan khusus kepada
siswa dalam berbagai bidang yang membulatkan pendidikan siswa/ menunjang
kesejahteraan siswa seperti membina Osis, Pelayanan kesehatan, kerohanian,
pengadaan warung sekolah, perpustakaan sekolah.
Dalam fungsi pemahaman disini
mencakup:
Ø
Pemahaman tentang diri
siswa
Ø
Pemahaman tentang
lingkungan siswa
Ø
Pemahaman tentang
lingkungan yang lebih luas.
c.
Perbaikan (penyembuhan)
Fungsi bimbingan yang kuratif yaitu
yang berkaitan erat dengan fungsi bimbingan dan konseling yang akan
mengahasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan siswa baik
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang digunakan adalah
konseling dan remidial teaching.
d.
Fungsi pemeliharaan dan
pengembangan
Yang berarti layanan bimbingan dan
konseling yang diberikan dapat membantu siswa dalam memelihara dan
mengembangkan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Yaitu
konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
memfasilitasi perkembangan siswa. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan
mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
e.
Fungsi penyaluran
(distributif)[4]
Yaitu fungsi bimbingan memberi
bantuan kepada siswa dalam memilih kemungkinan kesempatan yang ada dalam
lingkungan sekolah. Misalnya kegiatan ekstrakurikuler jurusan, program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan sesuai dengan minat, bakat,
keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f.
Fungsi adaptasi (adative)
Yaitu fungsi bimbingan sebagai
pemberi bantuan para pelaksana pendidikan khususnya konselor guru atau dosen
untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, bakat, kebutuhan serta kemampuan siswa dan memperhatikan dinamika
kelompok.
g.
Fungsi penyesuaian
(adjuditive)
Fungsi bimbingan sebagai pemberi
bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau norma agama.
Fungsi-fungsi
tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan
dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana yang
terkandung dalam masing-masing fungsi.
Setiap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara langsung mengacu
pada salah satu atau beberapa fungsi tersebut, agar hasil yang hendak dicapai
secara jelas dapat diidentifikasikan dan dievakuasi.[5]
2.
Tujuan bimbingan dan
konseling
a.
Tujuan umum
Tujuan umumnya adalah sesuai dengan
tujuan pendidikan sebagaimana dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989
(UU No. 2/1989) yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
mereka harus mendapatkan kesempatan:[6]
-
Mengenal dan memahami
potensi, kekuatan dan tugas perkembangannya
-
Mengenal dan memahami
potensi/ peluang yang ada dilingkungannya
-
Mengenal dan menentukan
tujuan hidupnya
-
Memahami dan mengatasi
permasalahan pribadi
-
Menggunakan kemampuan untuk
kepentingan pribadi, lembaga dan masyarakat
-
Menyesuaikan diri dengan
lingkungan
-
Mengembangkan segala
potensi dan kekuatannya secara tepat dan teratur secara optimal.
b.
Tujuan khusus
Secara khusus
bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat
mencapai tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial,
perkembangan belajar (akademik), dan perkembangan karir.
1.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang menyangkut aspek pribadi-sosial siswa antara lain:
-
Memiliki kesadaran diri,
yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada dirinya.
-
Dapat mengembangkan sikap
positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi
-
Membuat pilihan secara
sehat
-
Mempu menghargai orang lain
-
Memiliki rasa tanggungjawab
-
Mengembangkan keterampilan
hubungan antar pribadi
-
Dapat menyelesaikan konflik
-
Dapat membuat keputusan
secara efektif.
2.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek perkembangan belajar (akademik) adalah:
-
Dapat melaksanakan
keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
-
Dapat menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan
-
Mampu belajar secara
efektif
-
Memiliki keterampilan,
kemampuan dan minat.
3.
Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek perkembangan karir, antara lain:
-
Mampu membentuk identitas
karir, dengan mengenali ciri-ciri pekerjaan didalam lingkungan kerja
-
Mampu merencanakan masa
depan
-
Dapat membentuk pola-pola
karir, yaitu kecenderungan arah karir
-
Mengenal keterampilan,
kemampuan dan minat.
3.
Faktor yang
melatarbelakangi bimbingan dan penyuluhan dibutukan dalam lapangan pendidikan.
a.
Faktor perkembangan
pendidikan
Ø
Demokrasi pendidikan
Ø
Perubahan sistem
Ø
Perluasan peraturan
pendidikan.
b.
Faktor sosial kultural
Faktor ini muncul sebagai akibat dari
perubahan sosial dan budaya yang menimbulkan kesenjangan antara satu golongan
dengan golongan lain.
c.
Faktor psikologi
Dari segi psikologis anak adalah
pribadi yang sedang berkembang yang menuju kearah kedewasaan, perubahan
tersebut menyebabkan berada dalam keadaan yang sulit. Untuk itu, mereka perlu
mempersiapkan diri dari segala intelektual emosional.
4.
Peran bimbingan dan penyuluhan
dalam pendidikan
Peranan bimbingan
dan penyuluhan disekolah ialah mempelancar usaha-usaha sekolah dalam mencapai
tujuan pendidikan. Usaha untuk mencapai tujuan ini sering mengalami hambatan,
dan ini terlihat pada anak-anak didik. Mereka tidak bisa mengikuti program
pendidikan disekolah karena mereka mengalami masalah, kesulitan ataupun
ketidakpastian. Disinilah letak peranan bimbingan dan penyuluhan, yaitu untuk
memberikan bantuan untuk mengatasi masalah tersebut sehingga anak-anak dapat
belajar lebih berhasil. Dengan begitu, pencapaian tujuan pendidikan lebih dapat
diperlancar.
5.
Kedudukan bimbingan
dan penyuluhan dalam pendidikan
Beberapa kriteria
yang menjadi syarat bahwa pendidikan dapat dikata bermutu adalah pendidikan yang
mampu mengintregasikan tiga bidang kegiatan utama secara efektif, yaitu: bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikulum, dan bidang
pembinaan siswa (bimbingan dan konseling).[7]
a.
Bidang administratif dan
kepemimpinan
Bidang ini merupakan kegiatan yang
berkaitan dengan masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang
berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efesien.
b.
Bidang pengajaran dan
kurikuler
Bidang ini bertanggung jawab dalam
kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kepada pesertadidik.
Pada umumnya bidang ini merupakan
pusat kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajar.
c.
Bidang pembinaan siswa
(bimbingan dan konseling).
Bidang ini terkait dengan program
pemberian layanan bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai
perkembangannya yang optimal melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.
Menurut Dr. Thari
Musnamar, bimbingan dan penyuluhan disekolah dalam pelaksanaannya mempunyai
beberapa pola atau kemungkinannya operasionalnya:
1.
Bimbingan identik dengan
pendidikan.
2.
Bimbingan sebagai pelengkap
pendidikan.
3.
Bimbingan dan penyuluhan
sebagai pelengkap kurikuler.
4.
Bimbingan dan penyuluhan
sebagai bagian dari layanan urusan kesiswaan.
5.
Bimbingan dan penyuluhan
sebagai sub sistem pendidikan.
C.
Kesimpulan
Dari urian diatas dapat kami simpulkan bahwa dalam
keseluruhan proses pendidikan, program bimbingan dan penyuluhan merupakan suatu
keharusan yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan pada umumnya.
Dengan melalui program pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang baik, maka
setiap peserta didik diharapkan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
setiap potensi dan kemampuan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
Selain itu, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
individu (siswa) agar memperoleh pencerahan diri (intelektual, emosional,
sosial dan moral spiritual) sehingga mampu menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif serta mampu mencapai kehidupannya yang bermakna (produktif dan
konstributif), baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat.
[1] Umum
khairul, Aminudin A. Achyar, editior: Djaliel, Manan Abd, Bimbingan dan
penyuluhan Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia,
1998, hal. 21
[2] Dewa
Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002, hal. 26
[3] Samsul
Yusuf dan A. Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005, hal. 16
[4] W.S.
Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: PT.
Grafindo, 1997, hal. 97
[5] Dewa
Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002, hal. 28
[6] Op.Cit,
hal. 13
[7] Samsul
Yusuf dan A. Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005, hal. 4
EmoticonEmoticon