November 14, 2022

INTERPRETASI NILAI ATAU MENGOLAH NILAI


A.    PENDAHULUAN
Menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, ditambah dengan kebijaksanaan tertentu. Metode dan teknik penilaian sebgai bagian dari penilaian internal (internal assesment) untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketercpaian ketuntasan kompetensi oleh peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki juga sekaligus sebagai umpanbalik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program belajar.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Menskor
Menskor adalah pemberian angka. Di dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka dapat digunakan 3 macam alat bantu, yaitu: (1) pembantu menentukan jawaban yang benar disebut kunci jawaban, (2) pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan salah, disebut kunci scoring, dan (3) pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.[1]
a.       Kunci jawaban dan Kunci jawaban skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul - salah (true – false) yang dimaksud kunci jawaban asalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal. Soal yang kita susun sedangkankunci scoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat perkajaan scoring. Oleh karena itu, dalam hal ini kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk deretan nomor serta huruf dimana kita menghadapi untuk melingkari atau dapat juga diberi tanda (X).

Sebaliknya kunci jawaban disusun dahulu sebelum membuat soal agar dapat diketahui timbangan antara jawaban B dan S dan dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti skoring (skoring key) yang pembuatannya melalui langkah sebagai berikut:
Langkah pertama: menentukan letak jawaban yang betul.
Langkah kedua : melubangi tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh tesis dapat dilihat.
Dengan pengalaman ini dapat kita ketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya teste. Sedangkan jawaban yang terlalu besara akan saling memotong. Oleh karena itu, cara menjawab dengan memberi tanda silang akan lebih baik daripada melingkari.
Oval: BContoh :
Oval: S1.        - S
Oval: S2. B –
Oval: B3. B –
Oval: SOval: B4.         - S
5.        - 
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S kita dapat menggunakan dua cara : tanpa hukuman / tanpa denda dan dengan menggunakan denda. Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman karena adanya unsur terbakar)
Digunakan dua rumus tetapi hasiolnya sama :
S = R – W
S : Skor
R : Right
W : Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang ada.
Contoh: - banyaknya soal            : 10 buah
-   Yang betul                  : 8 buah
-   Yang salah                  : 2 buah
Angka adalah : 8 – 2 = 6
Kedua dengan rumus : S = T – 2
T : Total jumlah dalam tes
Angkanya adalah 10 – (2x2) = 10 – 4 = 6
b.      Kunci Jawaban dan kunci pemberian skortes formatif pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes pilihan jawaban yang disediakan membutuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban. Cara pertama kita gunakan kunci jawaban.
Dalam hal ini menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal bentuk betul salah. Hanya soal yang jumlahnya lebih dari tiga puluh buah sebaiknya menggunakan jawaban dan nomor-nomor urutannya. Dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat, misalnya sebagai berikut:
1.      a b c d

6. a b c d
2.      a b c d

7. a b c d
3.      a b c d

8. a b c d
4.      a b c d

9.  a b c d
5.      a b c d

10. a b c d

Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda dikenal dua macam pola yaitu tanpa hukuman dan dengan hukuman. Dengan hukuman apabila banyaknya angka dihitung dan banyaknya jawaban cocok dengan kunci jawaban. Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R -
S : skor
W : Wrong
n : banyaknya pilihan jawaban

contoh:
-          banyaknya soal                             : 10 buah
-          banyaknya soal yang betul           : 6 buah
-          banyaknya yang salah                  : 2 buah
-          banyaknya pilihan                        : 3 buah
S = 8 -  = 8 – 1 = 7
c.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya maka jawaban untuk soal tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus singkat mungkin dan mengandung satu pengertian.
Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Bentuk tes isian dianggap setaraf dengan tes jawaban singkat ini, kunci tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
1. berat jenis
2. mengembun
3. komunitas
4. populasi
5. energy
Kunci jawaban skor :
Mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja, maka angka setiap nomor soal mudah ditebalk. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa lebih sedkit, tetapi lebih sulit daripada tes bentuk salah betul  atau pilihan ganda. Sebaiknya tiap soal dibei 2 (sua) dapat juga angka itu kita sama dengan angka pada bentuk betul salah atau pilihan ganda jika memang jawaban yang diharapkan ringan/mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap maka angka dapat dibuat bervariasi.
Misalnya : 2, 1, 5 dan 1
d.      Kunci jawaban dan kunci scoring untuk tes bentuk menjodohkan
Pada dasarnya pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah bentuk tes pilihan ganda. Dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan–pertanyaannya. Dengan demikian pilihan jawabannya yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang asli tidak diperlukan bagi pertanyaan lain.
Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deteran jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban.
Tes bentuk menjodohkan adalah bentuk tes pilihan ganda yang lebih kompleks, maka angka yang diberikan sebagai imbalan jugaharus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
e.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih dahulu pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian maka akan mempemudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu. Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian. Jawaban yang kita peroleh akan sangat beragam. Ada satu saran, langkah-langkah apa yang kita lakukan pada waktu kita mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian.
1)      Membaca soal pertama dari seluruh siswa unuk mengetahui situasi jawaban
2)      Menentukan angka untuk soal pertama tersebut
3)      Menentukan angka bagi soal pertama
4)      Membaca kedua dario seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban diilanjutkan dengan pemberian skor untuk soal kedua
5)      Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi tiap soal.
6)      Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes bantu uraian
Pemberian skor tes prestasi tipe karangan (uraian) relatif lebih sulit untuk dilakukan antara lain:
1)      Berasal dari kenyataan bahwa item-item uraian, jawaban yang benar tidak mutlak hanya satu
2)      Kesukaran dirasakan pula dalam penentuan bobot relatif setiap item, dikarenakan item-item tipe essay satu sama lain berbeda kompleksitasnya dan sangat mungkin menghendaki kemampuan yang tidak sama dari siswa untuk menjawabnya maka angka yang harus diberikan pada setiap jawaban benar akan berbeda dari item ke item.[2]
f.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk tugas
Kunci jawaban kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang terus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkap dalam pemberian skor digunakan suatu tolak ukur tertentu

2.      Pemberian Nilai
Pemberian nilai (grading) merupakan proses penerjemahan skor hasil tes yang telah dikonversikan ke dalam klasifikasi evaluasi menurut norma . kriteria yang relevan. Nilai akan diperoleh dari skor mentah yang sudah dikonversikan atau dijabarkan (derived scores). Klasifikasi evaluasi seperti baik buruk, tinggi sedang rendah memutuskan tak memutuskan dan sebagainya.[3]
a.       Perbedaan antara Skor dan Nilai
Skor merupakan suatu sistem penilaian terhadap prestasi belajar dengan penggolongan suatu norma kelas atau suatu kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu. Nilai merupakan suatu sistem atau cara untuk menemukan hasil dari suatu prestasi belajar yang diperoleh dari skor mentah yang sudah dikonversikan atau dijabarkan (derived scores)
b.      Pendekatan Penilaian
Penilaian terhadap prestasi belajar digolongkan ke dalam dua pendekatan yaitu:
1)      Norm – referenced valuation (Penilaian relatif), yaitu penilaian yang mengacu pada norma, digunakan pada tes yang disusun untuk menempatkan individu secara relatif dalam kelompoknya (norm-referenced test). Batasan kawasan kecakapan memang perlu akan tetapi tidak sepenting arti parameter-parameter itemnya dalam hal ini yang sangat diperlukan adalah item-item yang memiliki diskriminasi yang tinggi.
Penilaian relatif adalah pemberian nilai terhadap siswa yang didasarkan atas norma kelas/norma kelompok yaitu dengan menentukan posisi relatifnya terhadap siswa lain. Norma sendiri berarti rata-rata yang menunjuk kepada kecenderungan umum suatu kelompok. Skor yang mempunyai batasan angka yang sesuai dengan norma penilaian yang berlaku bagi kelompok siswa yang besangkutan itubaru dapat dihitung bila data skor tes telah diperoleh. Akan tetapi norma penilaiannya sendiri harus sudah diotetapkan terlebih dahulu.
2)      Critirion – referenced evaluation (penilaian absolut)
Yaitu pemberian nilai yang didasarkan atas tercapainya suatu standar atau kriteria penguasaan (competence) tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penilaian absolut membandingkan posisi atau kedudukan relatif subjek yang satu dengan posisi subjek sudah mencapai batas tertentu. Dengan kata lain penilaian absolut akan melihat apakah subjek mampu melakukan spesifikasi yang ada dalam tes.
3)      Penilaian Kombinasi
Prosedur penilaian relatif maupun absolut tidak selalu memuaskan. Bahkan kadang-kadang mungkin tidak dilakukan. Hal tersebut disebabkan keadaan distribusi skor hasil tes yang tidak selalu memenuhi asumsi tertentu sebagai syarat penggunaan salah satu prosedur yang bersangkutan atau disebabkan alasan-alasan praktis dan pertimbangan-pertimbangan didaktik lain.
Menghadapi kemungkinan tidak dapatnya penerapan prosedur penilaian relatif atau absolut secara murni. Suatu kombinasi dari kedua prosedur tersebut dapat digunakan sebagai jalan keluar.
Gambaran sederhana prosedur pembinaan ini adalah penetapan lebih dahulu suatu skor sebagai kriteria yang harus dicapai oleh siswa (cut-off score). Kemudian penerapan norma penilaian relatif pada kelompok siswa yang melampaui kriteria tersebut.

C.    KESIMPULAN
1.      Menskor adalah pemberian angka
2.      Skor merupakan suatu sistem penilaian terhadap prestasi belajar dengan penggolongan suatu norma kelas atau suatu kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu.
3.      Di dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka dapat digunakan 3 macam alat bantu, yaitu:
(1) pembantu menentukan jawaban yang benar disebut kunci jawaban,
(2) pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan salah, disebut kunci scoring, dan
(3) pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian
4.      Pemberian nilai (grading) merupakan proses penerjemahan skor hasil tes yang telah dikonversikan ke dalam klasifikasi evaluative menurut norma / kriteria yang relevan
5.      Nilai merupakan suatu sistem atau cara untuk menemukan hasil dari suatu prestasi belajar yang diperoleh dari skor mentah yang sudah dikonversikan atau dijabarkan (derived scores).




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Drs. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta : Bumi Aksara. Cet. 3.

Azwar, Saifudin. 2007. Tes Prestasi Fungsi dan Pengambangan Pengukuran Prestasi Belajar Edisi II. yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.






[1] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara), h. 223.
[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 157.
[3] Saifudin Azwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengambangan Pengukuran Prestasi Belajar Edisi II (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 118.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon