November 16, 2022

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

 

PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial. Oleh karena itu, dalam kehidupannya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Tetapi sebagai makhluk sosial, manusia secara tidak langsung diharuskan dapat hidup bermasyarakat ataupun berinteraksi dengan orang lain. Ia harus membaur dengan lingkungan sekitarnya karena kalau tidak kemungkinan besar ia akan dikucilkan dan merasa terasingkan.

Dengan adanya keadaan yang demikian, tentunya tingkah laku maupun perbuatan individu, baik ataupun buruknya akan dipandang dan dinilai oleh masyarakat ataupun orang lain yang ada di sekitarnya sehingga konsekuensi atauoun akibat dari tiap perbuatannya itu harus ia pertanggungg jawabkan kepada orang lain ketika hidup di sunia dan juga di hadapan Allah Swt ketika di akhirat kelak.


 

PEMBAHASAN

MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB

 

 I.            Tanggung Jawab

A.    Arti Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab berarti juga berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia selain makhluk individual dan makhluk sosial juga makhluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntunan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.

Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban karena kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan kepada seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.

Pembagian kewajiban bermacam-macam dan berbeda-beda. Setiap keadaan hidup menentukan kewajiban tertentu. Status dan peranan menentukan kewajiban seseorang. Kewajiban di bagi menjadi 2 bagian yaitu:

1.      Kewajiban terbatas

2.      Kewajiban tidak terbatas

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan sebab dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaannya itu dapat dirasakan oleh dirinya dan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan sebab ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku.[1]

Pengertian yang kita peroleh sehari-hari untuk kata “pertanggungjawaban” dari kata “tanggung jawab”, yaitu beban psikis (kejiwaan) yang melandasi pelaksanaan kewajiban (atau dalam melakukan kewajiban) dari tugas tertentu.

Kesanggupan seseorang untuk melaksanakan suatu tugas wajib (atau lazimnya disebut kewajiban) yang diberikan kepadanya. Dapat dikatakan bahwa ia bertanggung jawab khususnya bertanggung jawab terhadap tugasnya itu.

Tidak mempunyai kewajiban, tidak dapat disamakan dengan tidak mempunyai tanggung jawab, sebab memang tidak ada kewajiban dan tugas yang harus dikerjakan.

Di dalam ajaran Islam dikenal adanya tugas-tugas yang bersifat wajib (fardhu) dan bersifat sunnah. Dari fardhu inilah nampaknya kemudian berkembang nilai-nilai tanggung jawab di kalangan masyarakat.

Kewajiban lahir karena adanya hubungan manusia dengan manusia lain dan juga hubungan antara manusia dengan tuhannya dan dari dalam bentuk dan kadar yang berbeda antara satu dengan lainnya.

Dalam hubungannya dengan tanggung jawab, Prof. Drijarraka ia mengatakan bahwa manusia itu mempunyai hukum kodrat. Agar ia menjadi manusia yang baik, ia harus mempunyai sikap dasar seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap dasar tersebut mempunyai banyak aspek. Salah satu aspek tersebut adalah tanggung jawab bila dihubungkan dengan kewajiban menurut beliau, rasa tanggung jawab itu dapat berupa siap sedia untuk melakukan kewajiban.[2]

 

B.     Macam-Macam Tanggung Jawab

1.      Tanggung Jawab kepada Tuhan

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana yang ada pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya dan alam sekitarnya.

Dalam mengembangkan dirinya, manusia bertingkah laku dan berbuat sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak.[3] Sebagai hamba Tuhan, manusia harus mempertanggungjawabkan atas segala perbuatan yang salah itu atau dalam istilah lain bertanggung jawab atas segala dosanya.

2.      Tanggung Jawab kepada Keluarga

Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga terdiri dari suami, istri, ayah, ibu, dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.[4]

 

3.      Tanggung jawab kepada masyarakat

 Suatu kenyataan pula bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara dan sebagainya, manusia terikat oleh masyarakat. Wajar saja apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.[5]

4.      Tanggung jawab kepada bangsa dan negara

Merupakan suatu kenyataan bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berbuat, bertindak, bertingkah laku dan sebagainya, manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatannya salah, maka ia harus mempertanggung jawabkannya kesalahannya kepada negaranya.

 

II.            Kesadaran

A.    Makna Kesadaran

Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatan sadar artinya merasa, tahu ata ingat (kepada keadaan yang sebenarnya). Keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman (dari tidur), ingat, tahu dan mengerti, misal rakyat telah sadar akan politk.

Jadi kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Kesadaran moral amat penting untuk diperhatikan orang, karena pelanggaran moral dapat berakibat merusakkan nama. Semua kesadaran penting karena ketidaksadaran adalah salah satu hal yang dapat menggoncangkan atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup.

Justru pada umumnya orang sadar akan perbuatannya, akan tetapi tidak disadari, apakah perbuatan itu melanggar norma sopan santun, norma hukum atau norma moral. Orang yang berbuat tanda kesadaran ini amat sedikit jumlahnya. Hal itu bisa terjadi karena kekeliruan, tetapi mungkin jga yang berbuat dalam keadaan tidak sadar atau anak kecil karena itu orang dapat bebas dari hukuman.[6]

Dapat disimpulkan bahwa kesadaran berasal dari kata sadar artinya tahu, mengerti, ingat, terbuka hati/pikiranya untuk berbuat sesuai dengan kata hatinya.

Dalam berbuat kadang orang hanya melanggar satu norma, kadang-kadang sekaligus melanggar dua-tiga norma, bahkan ada yang langsung melanggar tiga norma sekaligus.

B.     Makna Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang beurpa pikiran, penapat ataupun tenaga sebagai perwujudan ksetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.

Timbulnya pengabdian itu, hakikatnya karena ada rasa tanggung jawab. Apabila seorang ayah bekerja dari pagi hingga sore hari untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, itu berarti mengabdi kepada keluarga karena kasih sayang seorang ayah kepada keluarga.

1.   Pengabdian kepada keluarga

Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan atas cinta dan kasih sayang, kasih sayang ini mengandung pengertian “pengorbanan dan pengabdian”. Bila kasih sayang tanpa disertai pengabdian berarti kasih sayang itu palsu atau semu.

2.   Pengabdian kepada masyarakat

Manusia adalah anggota masyarakat. Ia tak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang saling membutuhkan. Anggota masarakat harus mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena itu, nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula.

3.   Pengabdian kepada negara

Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara, karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Banyak contoh pengabdian kepada bangsa dan negara dalam kehidupan kita.

4.   Pengabdian kepada Tuhan

Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan ciptaan Tuhan, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya keada Tuhan Yang Maha kuasa.

 

 

 

III.            Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban yang artinya memberikan secara ikhlas harta benda, waktu, tenaga, pikiran bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demikesetiaan, kebenaran.[7]

a.       Pengorbanan kepada agama

Berkorban kepada agama berarti juga berkorban demi cintanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini terjadi karena adanya manusia bukan dengan sendirinya, tetapi ada karena diciptakan Allah Swt. Karena itu wajiblah manusia berkorba demi cintanya kepada agama dan juga kepada penciptanya. Agama pada hakikatnya adalah kebenaran. Karena itu dalam berkorban demi agama ata kebenaran, manusai tidak sayang kehilangan harta, tenaga, waktu bahkan nyawa pun rela dikorbankan.[8]

b.      Pengorbanan kepada keluarga

Pada hakikatnya, manusia hidup berkeluarga. Dasar hidup berkeluarga adalah kasih sayang. Kasih sayang memerlukan pengorbanan. Tanpa pengorbanan tidak ada kasih sayang atau tidak ada cinta.[9]

c.       Pengorbanan kepada masyarakat

Manusa adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapa hidup sendiri dan saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial, manusia merasa terikat dengan masyarakatnya karena itu demi pengabdiannya kepada masyarakat ia berkorban.[10]

d.      Pengorbanan kepada bangsa dan negara

Setiap warga negara mempunyai kewajiban antara lain membela negaranya. Pembelaan itu disebut juga pengorbanan. Dalam membela negara, tiap orang akan rela mengorbankan jiwa raganya.

e.       Pengorbanan karena kebenaran

Ada peribahasa “berani karena benar, takut karena salah”. Demi kebenaran, orang tidak akan takut menghadapi apapun. Seseorang yang benar-benar penegak kebenaran akan rela mengorbankan segala miliknya demi memperjuangkan kebenaran itu.


 

PENUTUP

 

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Ada beberapa macam tanggung jawab, diantaranya tanggung jawab kepada Tuhan, kepada keluarga, kepada masyarakat, juga kepada bangsa dan negara.

Dalam tanggung jawab, erat kaitannya dengan pengabdian, kesadaran dan pengorbanan. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, yang dilakukan dengan ikhlas. Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Pengorbanan berasal dari kata korban, yang artinya memberikan secara ikhlas segala miliknya, termasuk nyawanya, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan, kebenaran.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Mustofa, Ahmad, Drs. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

 

Tri Prasetyo, Joko, Drs. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

 



[1] Drs. Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 132-133

[2] Drs. Joko Tri Prasetyo, Ilmu Budaya Dasar. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h. 149-154

[3] Drs. H. Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h. 136

[4] Ibid., h. 135

[5] Drs. Joko Prasetyo, dkk, op.cit., h. 156

[6] Ibid., h. 107

[7] Drs. H. Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), h. 140

[8] Drs. Joko Tri Prasetyo, dkk, op.cit., h. 166

[9] Ibid., h. 164.

[10] Drs. Djoko Widagdo, dkk, op.cit., h. 155


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon