Showing posts with label Cerita Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Cerita Motivasi. Show all posts

November 20, 2022

Syetan dan Orang berdosa



         Di padang Mahsyar setelah pengadilan Allah, maka berpisahlah orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang berdosa. Orang yang berdosa mengadu kepada Allah, “Wahai Allah, kami berdosa gara-gara Engkau ciptakan Syetan.”
      Maka Allah memanggil syetan, lalu bertanya, “Coba ceritakan kepadaKu bagaimana caranya engkau menggoda hamba-hambaKu sehingga mereka menjadi pendosa.”
Syetan pun menghadapkan wajahnya kepada orang-orang yang berdosa dan berkata, “Wahai orang-orang yang berdosa dan berkata, “Wahai orang-orang yang berdosa, apakah waktu didunia dulu kamu melihat aku.”
Para pendosa itu mengatakan, “Tidak…..”
Kemudian ditanya lagi, “Apakah kamu mendengar suaraku?”
Jawab pendosa, “Tidak….”
“Baiklah,”kata Syetan. “Apakah kamu ketika di dunia dahulu melihat bangunan masjid?”
“Ya aku melihatnya…..,”kata pendosa.
“Apakah waktu itu kamu mendengar suara adzan yang dikumandangkan dari menara masjid?”
“Ya, kami mendengarnya,”kata pendosa
“Baiklah,”kata syetan, “Mengapa kamu waktu di dunia melihat mendengar bangunan masjid dan mendengar suara adzan dikumandangkan, tetapi kamu tidak shalat ke masjid? Sekarang kamu tidak melihat lagi bangunan masjid dan tidak mendengar lagi suara adzan. Sekarang kamu melihatku dan mendengar suaraku , maka hari ini ikutlah denganku.”
      Allah Swt. berfirman, “Hai Orang-orang yang berdosa! Berpisahlah (masuklah ke dalam neraka). Pada hari ini.” (Qs. Yaasiin: 59)

Raja dan Hutan Kematian


Ada cara yang unik dalam melaksanakan suksesi (pergantian kepemimpinan) raja di sebuah kerajaan. Raja yang akan digantikan akan menyerahkan jabatannya untuk periode 5 tahun, setelah 5 tahun maka raja yang baru itu akan dilemparkan kedalam hutan kematian yang banyak harimau dan binatang buas lainnya. Dengan aturan ini, membuat orang menjadi kecil hati untuk mendaftar menjadi raja dan hanya menyisakan 3 orang pemuda yang mencalonkan diri untuk menjadi raja.
Tampillah pemuda pertama menjadi raja. Waktu 5 tahun ia manfaatkan untuk bersenang-senang dan menikmati fasilitas sebagai raja. Isteri-isterinya dipilih yang cantik-cantik, makanan mewah dan lezat-lezat serta permata pun bertaburan dimana-mana. Tanpa terasa waktu 5 tahun telah habis bagi sang raja. Utusan Raja yang pertama beserta algojonya datang menemui raja. Tanpa bisa berbuat apa-apa raja itu kemudian dibawa ke hutan kematian dan dilemparkan ke dalamnya, dan akhirnya mati menjadi santapan harimau-harimau penghuni hutan kematian.
Kemudian tampilah pemuda kedua sebagai raja. Ia pun sama seperti raja sebelumnya, menggunakan masa waktu  5 tahun untuk berfoya-foya bahkan dipakai untuk menindas dan memeras rakyat. Raja ini jauh lebih zalim dan boros dalam menghabiskan harta kerajaan. Dan waktu 5 tahun pun tiba, ketika datang utusan raja pertama beserta algojonya ia menolak untuk dilemparkan ke dalam hutan kematian. Ia menyogok utusan raja dengan setengah harta kerajaan yang dimilikinya. Tetapi utusan itu tidak bergeming dengan tawaran raja tadi, raja itu pun diseret tubuhnya dan dilemparkan ke dalam hutan kematian. Akhir hidupnya menjadi santapan harimau lapar penghuni hutan kematian.
Kemudian tampillah pemuda ketiga menjadi raja. Raja yang ini memilik cara pandang yang berbeda dengan raja-raja sebelumnya. Pada tahun pertama masa jabatannya sebagai raja, ia perintahkan para penebang kayu dan pawang-pawang binatang untuk membabat hutan kematian dan mengusir binatang-binatang buas yang ada didalamnya. Tahun kedua dan ketiga raja mengirim ahli bangunan, tukang-tukang kayu dan arsitektur-arsitektur ulung untuk mendesain dan membangun istana yang lebih megah dan indah dari istana yang ditempatinya. Tahun keempat raja itu memerintahkan pemindahan harta benda dari kerajaan yang ditinggalinya ke istana  yang baru di bekas hutan kematian. Dan tahun kelima ia memindahkan permaisuri, pelayan, dan seluruh pembantu-pembantunya ke Istana barunya itu. Maka ketika masa 5 tahun telah dilewatinya, datanglah utusan raja pertama dengan algojonya. Maka melihat kedatangan mereka si Raja terlihat sangat senang dan buru-buru mengatakan bahwa algojo itu tidak perlu menyeretnya karena ia sendiri akan pergi ke hutan kematian yang telah berubah menjadi Kerajaan Hidayah Seluruh Alam.
Belajarlah dari tamsil di atas. Hutan kematian adalah alam kubur. Kerajaan Hidayah seluruh alam adalah amal-amal salih sewaktu di dunia. Algojo-algojo raj adalah malaikat maut dan pemuda ketiga tadi (raja yang keempat) adalah da’I akhir zaman (karkun kuat yang istiqomah)

Khidmad Hewan kepada Manusia



Halaqah hewan yang terdiri dari sapi, kambing, anjing dan babi sedang Muzakarah.  Tiba-tiba topik pembicaraannya menyangkut persoalan khidmad dan manfaat diri mereka kepada manusia.
Sang sapi berkata kepada kambing, “Sungguh, akulah yang paling banyak berkhidmat dan bermanfaat kepada manusia, karena badanku besar, dagingku banyak, bila dikurbankan bisa untuk tujuh jiwa dan namaku dijadikan nama surat dalam Alquran (surat Al Baqarah). Tetapi kamu kambing, apa manfaatmu?.”
Maka kambing bekata, “Aku ini biar pun badanku kecil, tetapi dagingku sangat disukai oleh manusia, kulitku bisa dijadikan jaket dan sepatu oleh manusia, juga bisa dijadikan rebana bahkan jika diperhalus dan diwangikan bisa menjadi sampul Alquran. Daripada kamu anjing, apa manfaatmu untuk manusia?”
Maka anjing terperanjat dan merasa ingin bersaing, ia pun menimpal, “Aku juga berguna untuk manusia. Aku dapat menjaga hartanya, aku dapat membantu tuan berburu di hutan, aku jga dapat mencegah orang lain yang tidak disukai oleh tuanku untuk memasuki rumahnya dan mengusirnya, aku juga bisa membantu polisi untuk melacak kejahatan manusia, dan aku adalah satu-satunya hewan yang dapat menyertai manusia memasuki Jannah/ Surga (dalam Ashabul Kahfi). Daripada kamu hai babi.”
Maka sang babi pun menimpal, “Walaupun wajahku buruk, dan aku ditetapkan dalam Alquran sebagai hewan yang najis bagi manusia, tetapi jika aku mati, maka aku akan menjadi tanah dan habislah persoalan hidupku, daripada manusia yang ingkar kepada Allah, setelah ia mati akan dihidupkan lagi dengan kekal dan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di hadapan Allah Swt dan ia akan dibakar di Neraka selama-lamanya.”
Berkaitan dengan tamsil di atas, Allah Swt berfirman:
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang yang ingkar) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya dan orang yang ingkar berkata:”alangkah baiknya sekiranya aku dijadikan tanah saja.” (Qs. An Naba: 40)




Pak Tani dan Kerbau


Alkisah seorang petani dapat berbicara dengan kerbau pembantu setianya bekerja membajak sawah. Suatu ketika menjelang siang, pak tani berkata kepada kerbaunya, “Hai kerbau, percepatlah jalannya, hari ini matahari sangat terik.”
Maka kerbau pun mempercepat jalannya. Dari kejauhan terdengar suara azan berkumandang. Mendengar suara itu sang kerbau bertanya, “Suara apa itu?”
Jawab petani, “Itu suara azan….jangan banyak bicara, cepatlah bekerja.”
Muazin sampai pada kalimat “Hayya ‘alash shalah”. Maka sang kerbau bertanya lagi, “Petani, apa artinya perkataan yang itu?”.
Jawab petani, “Kalimat itu mengajak orang beriman untuk shalat ke masjid”. Lalu kerbau diam dan menoleh kepada petani, seraya berkata,”Mengapa engkau tidak ke masjid?”.
Jawab petani, “Tanggung, pekerjaan ini tinggal dua putaran lagi.”
Maka kerbau berhenti sambil berkata kepada petani, “kalau begitu, engkau sama dengan saya (tidak shalat ke masjid).”
Berkenaan dengan tamsil di atas, Allah Swt berfirman dalam Alquran:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi mereka Jahanam kebanyakan dari golongan Jin dan Manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Qs. 7: 179)

Mutiara di Comberan



Islam adalah sebaik-baik agama. Dan Allah Swt pun telah berjanji memenangkan Islam di atas agama lain. Hal ini telah terbukti pada kurun shahabat yang gilang gemilang memancangkan liilaai kalimatillah di seluruh dunia. Saat itu dan beberapa generasi setelahnya (generasi tabi’in dan tabi’it tabi’in) Islam telah tegak dan menjadi prinsip hidup yang mendarah daging pada ummatnya sehingga ummat Islam menjadi khalifah di dunia, memimpin dengan adil, gagah berani, berwibawa dan kasih sayang kepada orang kafir Yahudi dan Nasrani. Kemuliaan ummat Islam saat itu terletak pada dakwah dan penyebaran agama.
Hari ini ummat Islam laksana mutiara yang berada di comberan, terendam dalam kebusukan airnya. Meskipun mutiara itu tetap barang paling berharga tetapi kondisinya hari ini berada dalam sesuatu yang menjijikan, di air comberan!!!
Untuk kembali meletakkan mutiara itu pada tempat dan nilai (harga) yang semestinya maka langkah pertama kita harus mengambilnya dari comberan itu. Mengapa harus diambil??? Sebab kalau hanya mutiara dalam comberan itu kita siram dengan air meskipun oleh satu tangki air tetapi tanpa membawa mutiara dari comberan, maka sesaat mutiara itu akan tampak kemilau tetapi setelah air tangki itu habis, mutiara itu akan kembali tergenang air comberan berbau busuk. Lain halnya jika kita ambil terlebih dahulu mutiara itu dari dalam comberan. Setelah mutiara itu kita pegang, maka hanya dengan mengucurkan air bersih beberapa gelas pun mutiara tadi akan bersih dan berkilau indah kembali.
Hari ini ummat Islam sedang berada di comberan (dunia) dengan segala tipuan dan kekotorannya. Ummat Islam tidak menyadari bahwa ia adalah sebaik-baik manusia yang diciptakan Allah Swt (ibarat Mutiara). Hari ini ummat Islam sudah tenggelam dalam lautan dunia maka mereka harus dikembalikan pada posisi dan derajat yang sesungguhnya. Sebagai mutiara, ummat Islam harus segera dikeluarkan dari kubangan fitnah dunia (ibarat comberan) dengan dicuci terlebih dahulu dengan program Ishlah Diri (khuruj fii sabilillah: 3 hari, 40 hari, 4 bulan, 1 tahun) untuk kemudian dipersiapkan menjadi da’I seluruh alam ilaa yaumil qiamat. “Mutiara itu akan mulia dan berharga kembali dengan dakwah!”

Tukang Kayu, Pembuat Patung, dan Penjahit


Alkisah seorang tukang kayu menemukan sejenis kayu yang bagus. Ia bawa kesuatu tempat dan ditempat itu secara kebetulan ada seorang pemahat dan pembuat patung dari kayu, maka kayu tadi dipahat dan dibentuknya menyerupai seorang gadis yang cantik. Setelah pekerjaan usai maka kayu tadi dibawa kepada seorang penjahit untuk dibuatkan baju dan hiasan serta aksesoris seperlunya. Maka singkat cerita jadilah patung tadi persis seperti manusia biasa yang berwujud seorang gadis cantik. Hanya sayang ia tetap benda mati, tidak mempunyai ruh.
Sampai suatu ketika lewatlah Da’i yang alim dan wara’. Ketika melihat hasil pekerjaan tangan tukang kayu tadi, pemahat dan penjahit maka ia pergi melaksanakan salat dan setelah itu berdoa. Dalam munajatnya ia memohon kepada Allah Swt agar meniupkan ruh kepada patung kayu wanita itu. Maka dengan izin Allah Swt Patung itu hidup dan wujud sebagai seorang gadis yang cantik.
Melihat peristiwa ini si tukang kayu, pemahat dan penjahit berhasrat untuk memiliki gadis itu. Akhirnya mereka bertengkar memperebutkan gadis cantik jelmaan patung kayu itu. Si tukang kayu merasa dialah yang paling berhak memiliki gadis itu karena kalau tidak ada kayu maka mustahil ada patung kayu gadis itu. Si pemahat berargumen bahwa dialah yang paling berhak memiliki gadis cantik itu karena dialah yang telah memahat dan membentukny menjadi patung seorang gadis. Si penjahit pun ngotot bahwa dialah yang berhak itu sebab dia merasa yang paling berjasa membuatkan baju dan perhiasan sehingga patung kayu tadi menjadi mirip seperti gadis cantik layaknya manusia biasa. Mereka semua tidak menyadari bahwa kalau patung itu meskipun cantik tetapi tanpa ruh tetap tidak ada nilainya untuk dinikahi.
Maka saat pertengkaran memuncak dengan izin Allah Swt gadis cantik itu menjadi seonggok patung kayu. Dengan demikian yang paling penting dalam setiap amalan adalah ruhnya. Ruh ini akan tumbuh di atas keyakinan yang mantap dan keyakinan (iman) ini akan datang hanya dengan dakwah.

PAK KYAI DAN BURUNG BEO



Pak kyai memelihara seekor burung beo. Dengan tekun dan telaten burung beo itu dilatihnya mengucap kalimat Laa ilaaha illallah. Akhirnya dalam beberapa bulan burung beo itu sudah pandai mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah.
Suatu hari seekor kucing memangsa burung beo itu dan ….Keak….Keak…Keak!!  burung beo itu bersuara parau lalu mati diterkam si Kucing. Alangkah sedihnya hati pak kyai mendengar beonya mati. Sejak kematian burung beo itu, pak kyai jadi sering kelihatan murung dan banyak mengunci diri di kamar pribadinya.
Kontan saja hal ini membuat para santri-santrinya bersedih pula. Lalu diantar para santri bermufakat untuk membelikan burung beo yang baru untuk pak kyai agar ia tidak bermuram durja.
Maka maksud para santri ini pun di-sowan-kan terlebih dahulu kepada Pak Kyai. Seorang utusan perwakilan para santri datang menghadao Pak Kyai dan mengetuk pintu kamarnya. “Pak Kyai….kami turut bersedih dengan kematian burung beo itu, izinkanlah kami membeli burung beo yang baru agar pak kyai tidak terus menerus bersedih hati!”
Tiba-tiba pintu kamar pak Kyai terbuka dan Pak Kyai keluar sambil memberi isyarat agar santrinya menuju ruang utama tempat biasa mereka mengaji. Pak Kyai sepertinya bermaksud memberikan penjelasan sebab kemurungan dan sikapnya yang mengunci diri dalam kamar setelah kematian burung beonya.
“Ketahuilah wahai santri-santriku……beberapa hari ini aku mengurung diri di kamar sebenarnya bukan sedih karena kematian burung beo itu tempo hari. Beberapa hari ini aku merenungkan satu hal. Terus terang aku tidak bersedih dengan kematian beo itu. Coba kalian pikirkan, burung beo itu telah dengan fasih mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illaallah tetapi saat diterkam kucing yang keluar dari mulutnya adalah bunyi Keak…..keak……..keak!!! aku takut nasibku ketika meninggal dunia seperti burung beo itu. Semasa hidup biasa mendzikirkan kalimat Thayyibah itu, mendakwahkannya tetapi ketika meninggal dunia yang terucap dari mulutku ini ucapan selain kalimat itu. Padahal tidak ada jaminan apapun dari Allah Swt kepada orang yang saat matinya tidak mengucap kalimat Laa Ilaaha Illaallah.

April 20, 2013

Musyawarah Tikus



Untuk menghadapi agresi (serangan) kucing, sekelompok tikus mengadakan musyawarah. Dimulailah musyawarah itu dengan dimintakan usulan-usulan dari peserta musyawarah yang hadir. Ada yang mengusulkan agar kucing itu diberi makan makanan yang beracun. Ada yang mengusulkan supaya kucing itu dikeroyok ramai-ramai. Dan ada yang mengusulkan agar kucing itu digantungi krincing (lonceng) di lehernya, agar saat kucing itu datang maka lonceng yang tergantung dilehernya akan berbunyi dan itulah tanda bagi para tikus untuk kabur menyelamatkan diri. Maka usul yang ketigalah yang diterima dan disepakati oleh peserta musyawarah. Setelah semuanya dipersiapkan dengan sempurna, lonceng sudah dipakaikan tali seukuran kira-kira leher kucing. Ketika itu ada seekor tikus yang bertanya, “Siapa yang akan memakaikan lonceng ini ke leher kucing?” semua tikus yang hadir tersentak kaget. Mereka saling pada satu sama lain. Baru terpikir  mengenai siapakah yang akan memasang lonceng di leher kucing itu. Semua tikus terdiam tak ada yang sanggup dan berani mengambil resiko berbahaya ini sebab mereka tahu taruhannya adalah nyawa.
Musyawarah agama hendaknya berkaca pada musyawarah tikus tersebut. Jangan hanya karena usulannya bagus langsung diterima tanpa mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaannya. Dan usulan yang diajukan pun haruslah membumi (realistis) dengan tingkat/ kapasitas peserta musyawarah. Pendek kata usulan itu sebaiknya tidak terlalu muluk-muluk sehingga susah untuk dilaksanakan.